Tak Tahan Kritik Pedas, Trump Cabut Usulannya Tunda Pilpres AS

Share

POROS PERLAWANAN – Sesuai kebiasaan, Donald Trump mengumbar berbagai statemen kontroversial, dan setelah itu, ia sendiri yang menarik ucapannya.

Dilansir al-Alam, seiring kian dekatnya Pilpres AS, tampaknya Trump mulai merasa bahwa ia akan kehilangan peluang untuk mempertahankan jabatannya. Inilah yang mendorongnya untuk menggulirkan usulan penundaan Pilpres, yang rencananya akan diadakan pada November nanti, dan bicara soal potensi kecurangan tanpa menyebut argumen.

Dengan mengusulkan penundaan dengan dalih bahwa pemunguatan suara via pos rawan kecurangan, Trump berusaha mengubah opini rakyat AS demi kepentingan dirinya. Dia berkoar bahwa sebaiknya Pilpres diundur agar bisa berjalan dengan sehat dan aman.

Sudah beberapa minggu ini, Trump bicara soal kemungkinan terjadinya kecurangan di Pilpres AS, terutama setelah turunnya elektabilitasnya dibandingkan sang rival, Joe Biden.

Tindakan ini bisa jadi merupakan mukadimah untuk penolakannya terhadap hasil Pilpres, jika ternyata yang keluar sebagai pemenang adalah saingannya dari Demokrat.

Mantan Presiden AS, Barack Obama mengkritik pedas usulan Trump ini. Ia mengatakan, ”Para pejabat menutup kotak-kotak suara dan mendiskreditkan pelayanan pos demi menyimpangkan rakyat dari Pilpres mendatang. Tindakan ini harus dilawan, hak rakyat untuk memberikan suara mesti dilindungi.”

Biden sendiri pada akhir April sempat memprediksi bahwa Trump akan berusaha menunda-nunda Pilpres. Saat itu, ia berkata, ”Ingat ucapan saya. Saya rasa, dia akan berusaha menunda Pilpres dengan cara apa pun dan mencari-cari dalih untuk itu.”

Tampaknya, harapan Trump agar Pilpres ditunda tidak akan terwujud. Sebab, berdasarkan UUD AS, Presiden tidak punya peran untuk memundurkan Pilpres. Lantaran jadwal Pilpres telah ditentukan, hanya Kongres yang bisa memutuskan masalah ini.

Seorang anggota Komisi Pemilu Federal, Ellen Weintraub, menegaskan bahwa Trump tak memiliki kapasitas untuk menunda Pilpres.

Reaksi keras rakyat AS pun akhirnya memaksa Trump mundur dari gagasan penundaan Pilpres. Meski demikian, ia masih bersikeras menentang pemungutan suara melalui pos. Dia meminta agar semua pemilih menunjukkan kartu identitas mereka saat memberikan suara.

Setelah sejumlah tindakan Trump yang menyebabkan AS terkucil di kancah internasional, juga kebijakan domestik yang melemahkan ekonomi negara tersebut, kini semua pandangan tertuju ke bulan November untuk mengetahui nasib AS dan kebijakan strategisnya, baik di dalam maupun di luar negeri.