Tweet Panas Mantan Kepala Polisi Dubai Ajak Rezim Teluk Akur dengan Zionis Israel, Sulut Kemarahan Dunia Arab

Share

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Mantan Kepala Polisi Dubai, Dhahi Khalfan Tamim telah memicu kontroversi setelah menyerukan negara-negara Arab di sepanjang Teluk Persia untuk menormalkan hubungan dengan rezim Zionis Israel

Dalam serangkaian tweet memalukan selama akhir pekan, Khalfan meminta negara-negara Teluk Persia dan seluruh dunia Arab untuk mengakui bahwa mereka ingin membangun hubungan diplomatik terbuka dengan Israel.

“Kenyataannya adalah bahwa tidak ada artinya untuk tidak mengakui Israel,” tweetnya.

“Siapa orang-orang yang tidak mengakui status Israel? Dari mana mereka pikir orang Yahudi berasal? Hawaii?” tambahnya.

Dalam tweet lain, Khalfan mengatakan bahwa dia siap untuk melawat ke wilayah pendudukan Israel sebelum dia mengunjungi Qatar.

“Jika perdamaian terjadi dengan Israel dan setelah rekonsiliasi dengan Qatar, saya akan pergi ke Israel dan saya tidak akan mengunjungi Qatar bahkan jika mereka mengatakan Ka’bah ada di sana,” cuitnya, menambahkan emoji tertawa.

Dalam tweet lain, Khalfan mengulangi tuduhan sebelumnya tentang dukungan Qatar untuk “terorisme”, mengatakan begitu negara-negara Arab Teluk Persia menormalisasi hubungan dengan Israel, “Peran Qatar sebagai negara perwakilan bagi organisasi teroris akan berakhir”.

“Semua negara Arab, UEA dan Kerajaan Saudi menerima Israel. Ingin berdamai dengan Israel. Ketika itu terjadi, Qatar tidak akan lagi membutuhkan pejuangnya di wilayahnya. Perang akan berakhir,” tambah Khalfan.

UEA, Arab Saudi, Bahrain dan Mesir memberlakukan blokade terhadap Qatar pada Juni 2017 setelah secara resmi menuduhnya “mensponsori terorisme.”

Tweet Khalfan disambut dengan kemarahan yang meluas di seluruh dunia Arab.

Khalfan dikenal sebagai perwira polisi yang mengungkap hubungan agen mata-mata Israel Mossad dengan pembunuhan pendiri sayap militer Hamas Mahmoud al-Mabhouh di Dubai pada 2010 lalu.

Dia juga dikenal sebagai kritikus keras terhadap Palestina dan pendukung setia Presiden AS, Donald Trump.

UEA tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel, tetapi dalam beberapa tahun terakhir mereka mendukung normalisasi hubungan dengan rezim Zionis dan mendorong negara-negara Arab lain untuk ikut melakukannya.

Pada bulan Februari, terungkap bahwa UEA adalah pihak yang mengoordinasikan pertemuan antara pemimpin Sudan beserta Kepala Militer Abdel-Fattah Burhanand dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, untuk mendorong normalisasi hubungan Khartoum dengan Tel Aviv.