Usai Latihan Militer Bersama Korea Selatan, AS Jatuhkan Sanksi Baru terhadap Korea Utara

Share

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Amerika Serikat menjatuhkan sanksi baru terhadap Korea Utara setelah Washington dan Seoul meluncurkan latihan militer bersama yang memicu “tindakan balasan yang adil” dari Pyongyang.

Sanksi baru Washington terhadap Korea Utara pada Jumat menargetkan tiga perusahaan dan dua orang yang berbasis di Kepulauan Marshall, Singapura dan Taiwan karena diduga memfasilitasi penjualan minyak ke Pyongyang.

“Amerika Serikat mengirimkan pesan yang jelas bahwa kami akan terus mengambil tindakan terhadap mereka yang mendukung pengembangan dan keberlanjutan persenjataan militer dan senjata DPRK,” kata Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken dalam sebuah pernyataan, menggunakan akronim DPRK [Democratic Peoples Republik Korea] untuk nama resmi Korea Utara.

Menurut Departemen Keuangan AS, New Eastern Shipping Co Ltd yang berbasis di Kepulauan Marshall memiliki sebuah kapal bernama Courageous, yang juga dikenal sebagai Sea Prima, yang diduga mengirimkan minyak sulingan ke kapal Korea Utara di lepas pantai barat daya negara itu, melanggar Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang melarang pengiriman minyak ke Korea Utara.

Kapal tersebut “terlibat dalam praktik pengiriman yang menipu”, seperti mematikan sistem identifikasi dan bekerja di malam hari, untuk “mengaburkan tujuan atau asalnya yang sebenarnya”, klaim Departemen Keuangan AS dalam sebuah pernyataan.

Departemen Keuangan AS juga menargetkan Kwek Kee Seng yang berbasis di Singapura dan Chen Shih Huan yang berbasis di Taiwan, yang terlibat dalam pengoperasian kapal yang ditargetkan, dan dua perusahaan lain yang dijalankan oleh Kwek. Sanksi AS membatasi aktivitas keuangan Kwek, Chen, dan perusahaan di Amerika Serikat atau dengan entitas AS.

Sanksi anti-Pyongyang AS yang baru datang sehari setelah pasukan Amerika dan Korea Selatan meluncurkan latihan Angkatan Laut bersama pada Kamis.

Kepala Staf Gabungan militer Korea Selatan mengumumkan pada Jumat bahwa, “Kami akan terus memperkuat kemampuan operasional dan kesiapan kami untuk menanggapi setiap provokasi oleh Korea Utara melalui latihan bersama dengan… USS Ronald Reagan Carrier Strike Group.”

Manuver Angkatan Laut AS-Korea Selatan selama dua hari juga terjadi setelah Korsel mengerahkan pesawat tempurnya pada Kamis sebagai tanggapan nyata terhadap latihan pengeboman Korut.

Kelompok penyerang AS telah mengambil bagian dalam latihan rudal trilateral minggu ini dengan kapal perang dari Jepang dan Korea Selatan, menyusul uji coba rudal oleh Pyongyang pada Selasa ketika mereka meluncurkan rudal balistik yang terbang di atas ruang udara Jepang.

Sementara itu, Korea Utara mengecam AS pada Kamis karena mengirim kapal induk di dekat Semenanjung Korea, bersikeras bahwa itu merupakan ancaman serius bagi stabilitas di kawasan tersebut.

Korea Utara mengatakan sebagai “tindakan balasan yang adil” terhadap latihan militer gabungan AS-Korea Selatan, menembakkan rudal balistik dan melakukan latihan udara di dekat perbatasannya dengan Korea Selatan. Kementerian Luar Negeri negara itu juga mengutuk Washington karena menyerukan kepada anggota DK PBB untuk mengadakan pertemuan darurat guna membahas peluncuran terbaru Korea Utara.