Wakil Hamas di Iran Beberkan Detail Terbaru Kronologi Gugurnya Haniyeh

Share

POROS PERLAWANAN– Dalam wawancara dengan al-Arabi al-Jadid, Wakil Hamas di Iran Khalid al-Qadoumi menepis klaim New York Times bahwa Syahid Ismail Haniyeh gugur karena sebuah bom.

“Pukul 01.37 gedung (tempat menginap Syahid Haniyeh) bergetar keras. Saya langsung keluar dari kamar dan melihat asap tebal. Setelah itu, kami menyadari bahwa Hajj Abu al-Abd (Haniyeh) telah gugur,” tutur al-Qadoumi, diberitakan ISNA.

“Gedung bergetar begitu hebat sehingga saya berpikir terjadi itu disebabkan gempa bumi atau suara petir dan guntur. Saya membuka jendela, namun tidak ada hujan atau petir. Udara terasa panas. Kami pergi ke tingkat empat ke kamar Syahid Haniyeh. Kami melihat dinding dan atap kamar telah runtuh.”

“Tanda-tanda di lokasi serangan dan jasad Syahid Haniyeh menunjukkan bahwa serangan itu dilakukan dengan sebuah proyektil dari udara atau rudal.”

Al-Qadoumi menyatakan, ia tidak ingin terlalu banyak bicara detail, sebab tim-tim teknis dan spesialis dari Iran sedang melakukan investigasi dan akan mengumumkan hasilnya.

Wakil Hamas membantah laporan menyesatkan media-media Zionis terkait diletakkannya bom di bawah ranjang Syahid Haniyeh. Al-Qadoumi juga menyangkal klaim Jubir Militer Israel Daniel Hagari, yang mengaku bahwa pada malam teror terhadap Syahid Haniyeh, Israel hanya melakukan satu serangan udara ke Beirut, yang berujung kepada gugurnya komandan Hizbullah Fuad Shukr.

Ia menyatakan, narasi New York Times dan klaim Hagari berlawanan dengan kenyataan. Menurutnya, tujuan dari narasi dan klaim semacam ini adalah membebaskan Rezim Zionis dari tanggung jawab teror Haniyeh, supaya Tel Aviv tidak menanggung konsekuensi kejahatan tersebut.

“Israel merancang dan mengeksekusi teror ini atas sepengetahuan dan seizin AS. Pemerintah AS adalah sekutu Israel dalam kejahatan ini. Dalam lawatan ke Washington, Netanyahu diberi lampu hijau untuk melakukannya,” tandas al-Qadoumi.