Wakil Hamas kepada Israel: Saat Kalian Meneror Haniyeh, Perundingan Mana yang Kalian Bicarakan?

Share

POROS PERLAWANAN– Dalam peringatan gugurnya Syahid Ismail Haniyeh di Teheran, Wakil Hamas di Iran Khalid Qadoumi menyatakan,”Teror terhadap Haniyeh adalah kejahatan yang jelas-jelas melanggar aturan dan hukum internasional. Jika peristiwa ini terjadi di tempat lain, Dewan Keamanan PBB akan memobilisasi pasukan dan bertindak sesuai pasal tujuh Piagam PBB.”

‘Haniyeh diteror lantaran dia berusaha mewujudkan keamanan, perdamaian, dan ketenangan bagi negara serta Kawasan.Namun AS dan sejumlah negara Barat hanya menonton kejahatan ini,” kata Qadoumi, al-Alam melaporkan.

“Israel terus melakukan kejahatan lantaran dukungan-dukungan dari AS. Kita melihat bagaimana Israel menyerang sebuah sekolah milik PBB.”

“Seluruh dunia adalah target Rezim Zionis. Kita tengah membantu umat manusia agar mereka paham bahwa Israel adalah musuh bagi semua. Kami di Gaza membela kemuliaan insani. Israel telah meneror tamu resmi Republik Islam Iran.”

“Usai diajukannya proposal Biden pada 2 Juli, Hamas juga mengajukan usulannya. Mossad dan tim negosiator Israel pun meninggalkan Qatar. Sebelum pergi ke AS, Netanyahu berkata akan mengirim sebuah tim untuk berunding. Namun kita melihat bahwa setelah kunjungannya ke AS, Israel meneror Haniyeh. Jika begitu, perundingan mana yang kalian bicarakan?”

“Kami percaya bahwa AS dan Israel menghalangi perundingan membuahkan hasil. Mereka hanya menginginkan pertumpahan darah. Setelah itu, mereka berusaha menebar perselisihan. Hingga kini, Netanyahu tidak pernah berkomitmen dengan syarat-syarat ringan perundingan. Dia tidak mengizinkan perlintasan Rafah dibuka.”

“Wahai dunia!, Wahai Muslimin! Saksikanlah bagaimana kemanusiaan di Gaza di ambang kehancuran. Mainkan peran kalian untuk menghentikan perang. Israel adalah Firaun modern yang mesti diseret ke pengadilan.”

“Penuntutan balas bukan hanya untuk Haniyeh saja. Kami juga ingin menuntut balas 50 ribu warga Palestina. Kami harus melanjutkan jalan Syahid Haniyeh. Respons pertama kami adalah memilih pahlawan lain, Yahya al-Sinwar sebagai pengganti. Dia orang yang dicintai dan memiliki banyak kemampuan.”

“Kalian hanya memiliki 2 opsi dalam periode sejarah saat ini: duduk diam atau melawan Rezim Zionis. Ketahuilah bahwa Operasi Badai al-Aqsa dilakukan demi mencegah kebiadaban Zionis. Kalian juga harus melawan Rezim ini,” tegas Qadoumi.