Washington Khawatirkan Efek Kunjungan Presiden Iran ke Damaskus

Share

POROS PERLAWANAN – Wakil Jubir Kemenlu Amerika, Vedant Patel mengungkap kekhawatiran Washington atas lawatan Presiden Iran, Ebrahim Raisi ke Suriah dan dampak-dampak lawatan tersebut.

“Harus saya katakan bahwa Rezim Iran dan Rezim Assad melanjutkan perluasan hubungan mereka. Bukan hanya menyebabkan kekhawatiran bagi para sekutu dan mitra kami serta negara-negara Kawasan, tapi juga seluruh dunia,” klaim Patel, Fars memberitakan.

Saat ditanya tanggapannya soal lawatan Raisi ke Damaskus, Patel mengeklaim, ”Mereka adalah rezim-rezim yang melanjutkan partisipasi dalam aktivitas kriminal dan perusak stabilitas bukan hanya di negara-negara sekitar mereka, tapi juga di seluruh Kawasan.”

Diplomat Amerika ini lalu berusaha mengajak negara-negara Arab agar tidak menormalisasi hubungan diplomatik dengan Suriah dan mengatakan, ”Kami masih percaya bahwa hubungan dengan Rezim Assad tidak boleh dipulihkan. Kami tidak mendukung normalisasi hubungan negara-negara lain dengan Damaskus. Kami sudah menjelaskannya beberapa kali kepada para sekutu kami.”

“Amerika meyakini bahwa solusi politik yang tercantum dalam Resolusi 2245 Dewan Keamanan PBB adalah satu-satunya cara untuk mengatasi krisis Suriah,” ujar Patel.

Sebelum ini, media-media Zionis juga memberitakan kekhawatiran banyak pihak di Israel terkait rencana kunjungan Raisi ke Suriah. Seorang Komandan Pasukan Cadangan Tentara Israel, Amos Gilad dalam wawancara radio mengatakan, ”Orang-orang Iran merasa bahwa Israel sudah melemah. Mereka tidak percaya dan mengusap-usap mata mereka serta merasa heran atas apa yang terjadi kepada orang-orang Yahudi yang mendiskreditkan diri mereka sendiri.”

Jurnalis harian Yedioth Ahronoth, Yossi Joshua di laman Twitter-nya menulis, ”Kesempatan sudah lenyap: hari ini Presiden Iran akan melawat ke Suriah. Jawaban penting untuk Gaza bukan hanya perlu, tapi merupakan sebuah kesempatan baik untuk mengembalikan prevensi yang sudah cedera di front utara. Namun kesempatan sudah hilang. Artinya, pekerjaan tidak dimanajemen dengan benar”.