Washington Post Nobatkan Trump ‘Tukang Bohong’ Sok Garang ke Iran Lembek ke Saudi dan Obral Klaim Dusta 15 Kali Sehari

Share

POROS PERLAWANAN – Harian AS, Washington Post, mengkritik keras Donald Trump terkait sikap pasifnya soal penahanan para warga negara itu di Saudi.

Washington Post mengingatkan, padahal para pejabat pemerintahan Trump selalu menuntut negara-negara lain untuk membebaskan warga AS yang ditahan.

Sebagai contoh, tulis Washington Post, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada Maret lalu menuntut agar Iran membebaskan warga AS di penjara negara itu. Bukan hanya itu, Pompeo juga meminta Teheran membebaskan para tahanan dari negara lain.

Tuntutan Pompeo dari Teheran disampaikan karena Iran memang adalah musuh AS. Namun, menurut media Paman Sam itu, setidaknya Pompeo juga bisa mengajukan permohonan kepada Riyadh, yang nota bene adalah sekutu Washington, agar membebaskan warga AS.

Washington Post dalam tulisannya menyebut sejumlah nama warga AS yang ditahan Saudi. Pemerintahan Trump dituding hanya bungkam terkait kondisi mereka, padahal penjara mereka hanya berjarak 20 mil dari Kedubes AS di Riyadh.

“Jika Washington tidak bisa menuntut tanggung jawab dari penguasa Saudi karena melanggar keamanan dan kenyamanan warga AS, lalu apa gunanya koalisi AS dengan Saudi?” sindir Washington Post, seperti dilansir Fars.

Dalam tulisan lain, harian terbitan AS ini juga menyebut Trump sebagai “tukang bohong.”

Berdasarkan bank data yang dimilikinya, Washington Post menulis, ”Hingga 3 April lalu, Trump selama 1170 hari kerjanya di Gedung Putih telah mengatakan 18 ribu kebohongan atau klaim menyesatkan. Dengan kata lain, sepanjang siang malam dia mengobral klaim lebih dari 15 kali.”

“Ketika jutaan warga AS tiba-tiba harus menjadi pengangguran dan tidak mendapat gaji, klaim Presiden soal ‘geliat ekonomi’ sudah sangat kuno dan tak ada dasarnya,” tulis Washington Post.

Trump pada 3 April lalu mengklaim, AS memiliki ekonomi terkuat dan terbaik di dunia, bahkan lebih kuat daripada China.

Menurut Washington Post, sekitar 20 persen kebohongan dan klaim menyesatkan Trump disampaikan melalui akun Twitter-nya.

Baru-baru ini stasiun televisi CNN juga melaporkan, Trump dalam satu pekan telah menyampaikan 78 klaim tak berdasar, yang sebagian di antaranya berkaitan dengan Iran.