Loading

Ketik untuk mencari

Amerika

Aparat Temukan Manual Pembuatan Bom di Kediaman Mantan Loyalis Trump

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Jaksa Penuntut AS mengatakan bahwa aparat menemukan manual pembuatan bom di dalam rumah mantan loyalis Donald Trump yang menginvasi Capitol pada 6 Januari.

Jaksa Penuntut mengatakan dalam pendaftaran perkara di pengadilan pada Jumat bahwa Dominic Pezzola yang berusia 43 tahun -anggota kelompok ekstremis sayap kanan Proud Boys- telah menyimpan “manual pembuatan senjata dan bom” pada perangkat diska lepas di rumahnya dekat Rochester, New York, Reuters melaporkan.

Polisi sejauh ini telah menangkap lebih dari 135 orang sehubungan dengan demonstrasi oleh pendukung Trump yang mencoba menghentikan sertifikasi resmi Kongres atas kemenangan Joe Biden dalam pemilihan presiden 2020 yang disengketakan.

Lima orang tewas dalam kekerasan itu termasuk seorang petugas polisi. Dua petugas polisi yang menangani pawai kekerasan itu kemudian bunuh diri.

Departemen Kehakiman mengatakan bahwa Pezzola dan anggota kelompok ekstremis lainnya, William Pepe dari Beacon yang berusia 31 tahun, didakwa melakukan konspirasi, kekacauan sipil, dan secara tidak sah memasuki gedung atau area terlarang.

Tuduhan tambahan termasuk menghalangi proses resmi, perampokan properti negara Amerika Serikat, dan menyerang, melawan atau menghalangi petugas juga diajukan terhadap Pezzola, kata Departemen Kehakiman.

Menurut penuntutan, Pezzola menimbulkan “bahaya serius bagi komunitas dan risiko penerbangan yang serius”.

Sejauh ini setidaknya dua petugas polisi telah melakukan bunuh diri dan satu meninggal karena luka-luka mereka setelah demonstrasi kekerasan di Capitol.

Petugas Polisi Capitol lainnya, Brian Sicknick, dipukul di kepala dengan alat pemadam kebakaran selama kekerasan tersebut. Dia meninggal di rumah sakit satu hari setelah kejadian.

Departemen Keamanan Dalam Negeri AS telah memperingatkan bahwa negara itu sedang menghadapi ancaman kekerasan dalam rumah tangga yang bermotif politik dari orang-orang yang marah atas kekalahan Trump dalam pemilihan umum yang kontroversial.

Departemen tersebut mengeluarkan laporan terorisme nasional pada Rabu, meski tidak menentukan kelompok yang mungkin menjadi dalang serangan di masa depan, tetapi menjelaskan bahwa motivasi mereka akan mencakup kemarahan atas “transisi presiden, serta keluhan yang dirasakan lainnya yang dipicu oleh narasi palsu”.

Laporan tersebut membuat referensi yang jelas ke tuduhan Trump bahwa kekalahan pemilihannya terjadi sebagai akibat dari kecurangan pemilu yang luas.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *