Bantah Berita Tendensius Media Israel, Wasekjen Hizbullah: Sayyid Hasan Nasrallah Sehat Walafiat
POROS PERLAWANAN – Dilansir al-Alam, Wasekjen Hizbullah Syekh Naim Qasim menanggapi rumor tentang kesehatan Sayyid Hasan Nasrallah. Dalam sebuah wawancara, Syekh Qasim menegaskan bahwa Sekjen Hizbullah itu sehat sepenuhnya.
“Alhamdulilah Sayyid Hasan Nasrallah dalam kondisi sehat walafiat. Beliau sebenarnya hanya butuh dua tiga hari istirahat agar bisa sembuh dari sakit yang dialaminya beberapa waktu lalu. Hanya saja para pencinta beliau menantikan pidatonya pada 25 Mei (peringatan pembebasan Lebanon dari Israel).”
“Andai tidak menyampaikan pidato (di hari tersebut), itu akan memunculkan banyak pertanyaan. Oleh karena itu, meski belum sehat sepenuhnya, beliau harus menyampaikan pidato. Apalagi para pendukung dalam tahap penting ini menunggu-nunggu pidato beliau,” tandas Syekh Qasim.
Sebelum ini, tampilnya Sekjen Hizbullah dalam peringatan Hari Perlawanan dan Kebebasan telah memicu pertanyaan di kalangan pengguna medsos terkait kondisi kesehatannya. Dalam pidatonya saat itu, Sayyid Nasrallah terlihat letih dan sulit bernapas.
Sebagian pengguna medsos bertanya-tanya, apakah batuk dan kondisi lemah Sekjen Hizbullah lantaran ia terpapar virus Corona. Para netizen pun mendoakan kesehatan dan berharap agar ia segera sembuh.
Sayyid Jawad, putra Sayyid Nasrallah, melalui akun Twitter-nya meyakinkan netizen bahwa ayahnya baik-baik saja. Ia menulis bahwa ayahnya sedang mengalami alergi.
Sebelumnya, Sayyid Nasrallah telah menyatakan bahwa sakit batuk parah telah membuatnya tidak bisa berpidato pada Hari Quds Sedunia. Saat berbicara di Hari Perlawanan dan Pembebasan 25 Mei lalu, ia mengatakan, ”Saya minta maaf karena absen sejak Hari Quds hingga hari ini, sebab saya menderita sakit batuk parah dan menyulitkan saya untuk berpidato.”
Sebagian media Israel sempat bersukacita dan meliput berita-berita tendensius soal kondisi kesehatan Sekjen Hizbullah. Para netizen Arab pun membalas dengan memviralkan cuitan, “Imam Ali bin Abi Thalib juga sempat sakit sebelum ia menaklukkan benteng Khaibar (milik Yahudi)”.
