Loading

Ketik untuk mencari

Eropa

Eropa Tersangka ‘Diskriminasi terhadap Para Pengungsi’

Eropa Tersangka ‘Diskriminasi terhadap Para Pengungsi’

POROS PERLAWANAN – Dikutip al-Alam dari Associated Press, Ketua Federasi Internasional Komunitas Palang Merah dan Bulan Sabit Merah, Fransesco Rocca menyatakan bahwa diterimanya warga Ukraina yang lari dari konflik oleh Eropa dengan mudah menunjukkan standar ganda Benua Biru, lantaran sikap serupa tidak ditunjukkan terhadap mereka yang menyelamatkan diri dari konflik di Afrika, Timteng, dan tempat-tempat lain.

“(Mestinya) Tidak ada perbedaan antara orang yang kabur dari kawasan Donbass di timur Ukraina dengan orang yang menyelamatkan diri dari kelompok ekstremis Boko Haram di Nigeria,” kata Rocca.

“Orang-orang yang lari dari kekerasan dan mencari perlindungan harus diperlakukan dengan sama,” imbuh Rocca, yang organisasinya aktif di lebih dari 192 negara dan memiliki 15 juta relawan.

“Kami dahulu berharap bahwa krisis Ukraina menjadi titik balik dalam kebijakan-kebijakan imigrasi Eropa. Namun sayangnya harapan ini pupus.”

Rocca menegaskan, Uni Eropa dengan 27 negara anggotanya masih memiliki sikap berbeda terkait imigrasi di timur perbatasannya dari Ukraina dan selatan perbatasannya di Laut Mediterania.

Konflik Ukraina telah menciptakan salah satu krisis kemanusiaan terburuk di Eropa sejak Perang Dunia II. Menurut Biro Pengungsi PBB, sejak dimulainya operasi militer Rusia pada 24 Februari silam, lebih dari 6 juta orang kabur dari Ukraina.

Polandia telah menerima lebih dari 3,3 juta pengungsi Ukraina, Rumania menerima 900 ribu, Hungaria menerima 605 ribu, Moldova menerima 463 ribu, dan Slovakia menerima 421 ribu orang.

Di lain pihak, kata Rocca, para pengungsi yang berusaha pergi ke Eropa masih berkutat dengan maut, atau menghadapi eksploitasi demi mendapatkan layanan-layanan darurat.

Ia menyatakan, lebih dari 48 ribu imigran sejak 2014 kehilangan nyawa atau hilang saat mengarungi laut. Jalur Laut Mediterania Tengah ke Eropa adalah jalur paling mematikan, sebab sedikitnya 19 ribu orang kehilangan nyawa mereka di jalur tersebut.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *