Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

Hamas Tanggapi Amarah Israel atas Rekonsiliasi Iran-Saudi

Hamas Tanggapi Amarah Israel atas Rekonsiliasi Iran-Saudi

POROS PERLAWANAN – Kemarahan forum-forum politik dan keamanan Rezim Zionis atas rujuknya Teheran-Riyadh mendapat tanggapan dari Jubir Hamas, Hazim Qasim.

“Kemarahan forum-forum politik dan keamanan Israel setelah kesepakatan Iran-Saudi untuk memulihkan hubungan bilateral menunjukkan bahwa Rezim Zionis adalah satu-satunya pihak yang diuntungkan oleh perselihan di tengah umat (Islam),” kata Qasim, dikutip Fars dari PalToday.

“Seharusnya Rezim Zionis menjadi satu-satunya musuh Umat (Islam). Kebijakan-kebijakan agresif dan ekspansionisnya adalah bahaya abadi bagi kepentingan bangsa-bangsa Kawasan,” imbuhnya.

Jubir Hamas menekankan pentingnya persatuan semua faksi Umat Islam demi mewujudkan kepentingan dan keamanan nasional.

Iran dan Saudi mengumumkan kesepakatan pemulihan hubungan bilateral pada Jumat pekan lalu. Saudi memutuskan hubungan dengan Iran menyusul aksi demo di depan Kedubes Saudi di Teheran dan Konsulat Saudi di Mashad, sebagai bentuk protes terhadap hukuman mati atas Syekh Namir.

Harian Israel, Haaretz menulis bahwa setelah dideklarasikannya rekonsiliasi Teheran-Riyadh, para politisi Rezim Zionis saling menyalahkan satu sama lain.

Sebuah sumber senior politik di Roma pada Jumat lalu menyalahkan Naftali Bennett dan Yair Lapid, karena kedekatan Iran-Saudi dimulai saat mereka menjadi PM Israel.

Bennett dan Lapid membalas bahwa Netanyahu terlalu sibuk dengan rencana kudeta peradilan, sehingga tidak mengurus masalah-masalah strategis.

Haaretz menyatakan bahwa statemen kedua belah pihak tak ada kaitannya satu sama lain. Harian ini berpendapat bahwa di balik rekonsiliasi Iran-Saudi, ada sejumlah perhitungan yang tak ada kaitannya dengan Israel.

Berdasarkan laporan Haaretz, sinyal-sinyal awal (rujuknya Iran-Saudi) sudah terlihat di masa jabatan Bennett dan Lapid, seperti yang dikatakan Netanyahu. Namun Israel tidak bisa melakukan tindakan untuk meyakinkan Saudi guna mengubah sikapnya.

Haaretz berpendapat bahwa rekonsiliasi Iran-Saudi cukup dipengaruhi oleh perubahan kepemimpinan negara-negara kuat dunia, bukan Israel. Sudah lama AS berniat untuk membatasi keterlibatannya di Timteng, sementara di lain pihak, China justru meningkatkan keterlibatannya.

Laporan Haaretz menyebutkan, sekarang Saudi sadar bahwa AS tidak akan berjuang demi negara ini, dan China siap untuk menjadi mediator guna mendamaikan Teheran-Riyadh.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *