Israel Klaim Temukan Jasad 3 Tawanan di Gaza, Hamas: Omong Kosong
POROS PERLAWANAN-Setelah tersiarnya klaim Rezim Zionis soal ditemukannya jasad 3 tawanannya di Gaza, anggota Kantor Politik Hamas Izzat al-Rashaq menyebut klaim itu sebagai “pernyataan yang tidak bisa dipercaya.” Menurut al-Rashaq, klaim itu adalah upaya Israel untuk menutupi kegagalan-kegagalan Rezim Zionis.
“Kami menegaskan ketidakpercayaan kami kepada narasi Rezim Zionis. Kami selalu menegaskan bahwa yang menjadi tolok ukur adalah apa yang dikatakan Perlawanan,” kata al-Rashaq, diberitakan ISNA.
“Mereka mengaku menemukan jasad 3 tawanan Israel di Gaza setelah berlangsungnya agresi dan genosida atas bangsa kami selama 8 bulan. Bahkan jika memang benar, itu tidak bisa dianggap sebagai capaian bagi Kabinet Nazi Rezim Pendudukan. Itu malah menunjukkan kinerja lemah Militer pengecut mereka. Juga membuktikan kebenaran janji Perlawanan bahwa Israel hanya bisa membebaskan para tawanan melalui pertukaran tawanan. Jika tidak, musuh hanya akan mendapatkan jenazah-jenazah mereka.”
“Selain kami meragukan narasi Israel, kami tekankan bahwa klaim ini tidak lebih dari upaya untuk menutupi kerugian dan kegagalan memprihatinkan mereka di hadapan Perlawanan serta para pejuang al-Qassam dan al-Quds di Jabalia, al-Zaytoun, dan timur Rafah,” tandas al-Rashaq.
Rezim Zionis pada Jumat sore kemarin mengaku menemukan 3 jasad tawanan Israel di Gaza. Militer Israel mengeklaim, jasad-jasad itu ditemukan dalam operasi gabungan Militer dan Shin Bet.
Keberadaan para tawanan Israel yang masih tetap di tangan Hamas memicu kisruh di dalam negeri Israel. Para keluarga tawanan bahkan menyuarakan penggulingan PM Benyamin Netanyahu agar para tawanan bisa kembali dengan selamat.
“Hingga kini, Netanyahu tidak memiliki strategi yang jelas untuk perang ini. Kita tidak akan menghentikan aksi sampai kita membebaskan para tawanan dalam keadaan sehat walafiat. Pemerintah telah meninggalkan para tawanan agar mereka mati. Kami katakan kepada warga Israel untuk turun ke jalanan dan berdemo bersama kami,” demikian disebutkan dalam statemen para keluarga tawanan.
