Loading

Ketik untuk mencari

Palestina

Jihad Islam dan Hamas: Ekspansi Permukiman Berkelanjutan Israel Bisa Picu ‘Ledakan Situasi’

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Jihad Islam Palestina dan Gerakan Perlawanan Hamas memperingatkan bahwa penghancuran rumah dan perluasan permukiman ilegal di al-Quds oleh rezim Israel akan memicu “ledakan situasi” di wilayah pendudukan.

Pemimpin Jihad Islam, Ahmad al-Mudallal mengatakan perjuangan besar telah dimulai di al-Quds melawan upaya Tel Aviv untuk me-Yahudi-kan kota suci itu.

“Bangsa Palestina dan kelompok-kelompok [Perlawanannya] tidak akan mundur untuk menghadapi rezim pendudukan,” kata Mudallal, mencatat bahwa al-Quds adalah tong mesiu yang bisa meledak kapan saja dan mengenai penjajah.

“Al-Quds duduk di atas prioritas kelompok Palestina seperti biasa,” katanya.

“Kelompok Palestina mendukung kota al-Quds dan penduduknya, yang memimpin negara-negara Arab dan Muslim dalam menghadapi kejahatan rezim pendudukan Israel terhadap al-Quds dan kompleks Masjid al-Aqsa,” tambah Mudallal.

Dia meminta semua warga Palestina untuk mengekspresikan solidaritas dengan penduduk al-Quds dengan mengadakan demonstrasi di seluruh wilayah pendudukan.

Jubir Hamas, Hazem Qassem juga mengutuk penghancuran rumah oleh rezim Israel di tenggara al-Quds yang diduduki untuk membangun sekitar 2.500 unit permukiman di sana.

“Pembangunan permukiman di seluruh wilayah Palestina, di Tepi Barat dan al-Quds yang diduduki, merupakan kejahatan dan pelanggaran terang-terangan di depan mata masyarakat internasional. Ini secara terbuka mencemooh hukum internasional dan semua resolusi tentang permukiman ilegal di Palestina,” katanya.

“Otoritas Palestina harus, oleh karena itu, mengambil tindakan segera dan menghentikan koordinasi keamanan dengan rezim pendudukan. (Otoritas) harus memberikan kebebasan kepada faksi-faksi Perlawanan populer untuk menargetkan pemukim, yang mencuri tanah Palestina di Tepi Barat,” tambah Qassem.

Dia juga menyerukan “pada organisasi hak asasi manusia dan orang-orang yang mencintai kebebasan di seluruh dunia untuk mengutuk dan menghentikan pembangunan permukiman, yang sedang dibangun untuk melakukan Yudaisasi tanah Palestina”.

Qassem berkata, “Perluasan permukiman yang cepat di al-Quds dan Tepi Barat tidak boleh memberikan legitimasi kepada rezim pendudukan untuk mengambil alih tanah bersejarah Palestina. Jumlah pengungsi Palestina tidak berkurang sama sekali.”

Sekitar 600.000 orang Israel tinggal di lebih dari 230 permukiman yang dibangun sejak pendudukan tahun 1967 di wilayah Palestina di Tepi Barat dan al-Quds Timur.

Palestina menginginkan Tepi Barat sebagai bagian dari negara Palestina merdeka di masa depan, dengan al-Quds Timur sebagai Ibu Kotanya. Putaran terakhir pembicaraan Israel-Palestina gagal pada tahun 2014. Di antara poin-poin utama dalam negosiasi tersebut adalah perluasan permukiman Israel yang berkelanjutan.

Semua permukiman Israel adalah ilegal menurut hukum internasional karena dibangun di atas tanah yang diduduki. Dewan Keamanan PBB telah mengutuk kegiatan permukiman Israel dalam beberapa resolusi, namun Israel tak pernah menggubrisnya sama sekali.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *