Khawatir Berakibat Buruk, Media-media Zionis Larang Israel Teror Petinggi Faksi Perlawanan
POROS PERLAWANAN – Diberitakan Fars, media-media Ibrani pada Minggu 8 Mei kemarin menyarankan agar Rezim Zionis tidak meneror Pemimpin Hamas di Gaza, Yahya Sinwar, lantaran mereka mencemaskan konsekuensi buruk dari teror tersebut.
Situs al-Araby melaporkan, harian Yedioth Ahronoth menolak peneroran ini dan menulis, ”Teror ini akan memicu dimulainya sebuah perang militer besar-besaran, yang akan menyeret Israel dalam sebuah front pertempuran di Gaza. Selain itu, ada kemungkinan terbukanya front konfrontasi lain di perbatasan utara dengan Lebanon”.
“Kebijakan Israel di hadapan Palestina adalah memutus hubungan dan koordinasi antara Gaza dan Tepi Barat. Oleh karena itu, kami mengimbau Tentara dan perangkat keamanan publik di Israel agar tidak menindaklanjuti opsi teror terhadap Yahya Sinwar. Sebab, para pejabat rezim saat ini, termasuk Naftali Bennett dan Benny Gantz juga menekankan keberlanjutan kebijakan lama (memisahkan Gaza dan Tepi Barat)”, lanjut Yedioth Ahronoth.
Menurut harian ini, kebijakan ini diambil rezim Bennett demi menindaklanjuti operasi-operasi perlawanan akhir-akhir ini di sejumlah permukiman Zionis. Yedioth Ahronoth mengakui, Tel Aviv sedang berusaha menjaga ketenangan di Gaza dan meminimalkan ketegangan lantaran mencemaskan meletusnya sebuah konfrontasi terbuka.
Yedioth Ahronoth menyebut teror Sinwar sebagai biang perpecahan di Kabinet Israel dan menegaskan, terjadinya sebuah konfrontasi baru setelah teror Pemimpin Hamas di Gaza sama saja dengan runtuhnya Kekuasaan Rezim Zionis saat ini.
Harian Haaretz menulis, teror atas Sinwar akan memicu operasi tak kenal batas yang menargetkan Rezim Zionis. Dalam analisisnya, Haaretz menyatakan bahwa problem utama Tel Aviv dalam menghadapi operasi-operasi berani syahid di Tanah Pendudukan adalah lemahnya data intelijen dan ketidakmampuan untuk mencegah terjadinya operasi-operasi tersebut.
