Loading

Ketik untuk mencari

Analisa

Konten Statemen Bersama Negosiator Irak-AS, Ungkap Sinyalemen Washington Ngotot Bercokol Lebih Lama di Irak

Konten Statemen Bersama Negosiator Irak-AS, Ungkap Sinyalemen Washington Ngotot Bercokol Lebih Lama di Irak

POROS PERLAWANAN – Dalam statemen bersama Delegasi AS dan Irak yang dirilis Jumat 12 Juni, dijanjikan bahwa topik pemangkasan jumlah Tentara AS di Irak akan dibahas di bulan-bulan mendatang, terutama setelah ancaman ISIS ditangani.

Konten statemen dan rencana perundingan menunjukkan bahwa perundingan ini akan dilaksanakan lama setelah ini. Minimal hingga November mendatang dan menjelang Pilpres AS.

Statemen bersama kemarin menekankan, negosiasi mendatang akan berkisar seputar bidang militer, politik, keamanan, budaya, dan perang melawan terorisme. Ini menunjukkan bahwa keputusan Parlemen Irak beberapa bulan lalu terkait pengusiran Tentara AS telah diabaikan dan tak akan diimplementasikan.

Konten statemen menunjukkan bahwa AS berniat mencari dukungan baru untuk kehadirannya di Irak. Komparasi statemen ini dengan Perjanjian 2008 menunjukkan, AS ingin menghidupkan kembali kesepakatan tersebut.

Berdasarkan Perjanjian 2008, AS berkomitmen untuk melindungi Irak dari terorisme. Namun kenyataannya, pada 6 tahun lalu Mosul jatuh ke tangan ISIS. Akibatnya, Irak pun harus menanggung banyak kerugian jiwa dan materi.

Dalam Perjanjian 2008, AS juga berjanji untuk tidak membangun pangkalan permanen atau eksis selamanya di Irak. Namun, bukan hanya melanggar janji ini saja, tapi dalam situasi terbaru kini, AS merancang rencana untuk bertahan di Irak. Ungkapan topik perundingan dan kerjasama di berbagai bidang menunjukkan kengototan Washington untuk menetap di Irak.

Dalam statemen kemarin disebutkan, topik keluarnya AS dan pemangkasan jumlah pangkalannya di Irak akan dibahas dalam perundingan mendatang. Ini hanyalah pengulangan janji-janji dalam Perjanjian 2008, yang hingga kini tak direalisasikan.

Sebelum ini, Donald Trump secara resmi pernah mengumumkan akan menarik Pasukan AS dari Suriah. Namun hingga kini tidak terbukti. Tampaknya, hal serupa juga akan terjadi di Irak.

Sejumlah pengamat meyakini, perundingan dan janji-janji ini hanya untuk konsumsi kampanye Trump. Selain itu, tak ada keuntungan yang bisa didapat Pemerintah dan rakyat Irak.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *