Menaker Lebanon: Hizbullah yang Pasok BBM untuk Kami, Bukan Pemerintah
POROS PERLAWANAN – Menteri Tenaga Kerja (Menaker) Lebanon, Mustafa Bayram pada Selasa 7 Juni memberikan laporan kegiatan yang dilakukan Kementerian pimpinannya.
Dikutip Fars dari al-Jadeed, Bayram menyatakan bahwa sebagian besar proyek yang terlaksana berkat semangat para pegawai dan orang-orang yang percaya pada mekanisme kerja yang disusun Kementerian Tenaga Kerja.
Di saat bersamaan, ia mengakui mengandalkan Hizbullah untuk memenuhi kebutuhan minyak mazut Kementerian Tenaga Kerja. Menurut Bayram, Pemerintah Lebanon selama 5 bulan terakhir tidak memasok satu liter pun BBM untuk Kementerian ini.
“Saat ini, kita menghadapi kondisi logistik sulit, yang bahkan belum pernah kita saksikan di masa perang saudara… Kecenderungan politik saya jelas, tapi slogan saya adalah melayani warga Lebanon, apa pun kecenderungan politik mereka,” tandas Bayram.
Terkait perundingan perbatasan laut, Bayram menyatakan bahwa ada kesepakatan pandangan dalam hal ini antara Presiden, Perdana Menteri, dan Menhan Lebanon.
“Lebanon tidak akan tinggal diam terhadap segala bentuk infiltrasi di kawasan sengketa. Kami tidak akan membiarkan Israel memaksakan kehendaknya dalam perundingan,” kata Bayram.
Sehubungan dengan hal ini, Ketua Dewan Syariah Hizbullah, Muhammad Yazbek beberapa waktu lalu menegaskan keharusan untuk melawan kebijakan AS di Lebanon.
“Tujuan impor BBM Iran ke Lebanon adalah mengalahkan AS, supaya barangkali Pemerintah terdorong untuk mengatasi kesulitan yang dihadapi rakyatnya,” kata Yazbek.
“Kami berharap bahwa setelah terbentuknya Kabinet, Pemerintah akan bergerak untuk mengatasi problem rakyat. Namun pemadaman listrik masih berlanjut dan harga gas serta komoditas minyak juga terus meningkat.”
Ditujukan kepada Pemerintah Lebanon, Yazbek berkata, ”Kenapa Pemerintah tidak menuju ke arah Timur? Apakah karena Pemerintah berada di bawah kendali AS dan Israel?”
Di tengah krisis BBM Lebanon, Iran mengirim muatan BBM dalam jumlah besar ke negara ini. Muatan BBM ini tiba di Lebanon berkat pengaturan dan dukungan Hizbullah, yang dipandang sebagai sebuah kesuksesan besar bagi Perlawanan Lebanon.
