Loading

Ketik untuk mencari

Opini

Paradoks Ala Saudi: Bunuh Tawanan Yaman, Mediasi Bebaskan Tawanan Barat

Paradoks Ala Saudi: Bunuh Tawanan Yaman, Mediasi Bebaskan Tawanan Barat

POROS PERLAWANAN – Rezim-rezim Saudi, Bahrain, dan UEA meyakini bahwa selain AS dan Barat, tak ada pelindung untuk mahkota serta takhta mereka. Oleh karena itu, rezim-rezim ini mencari-cari legalitas dari AS dan Barat, yang kemudian memunculkan kesenjangan antara para rezim ini dan rakyat mereka.

Kesenjangan ini pula yang mendorong rezim-rezim tersebut menggantungkan harapan kepada Rezim Zionis dengan cara yang memalukan dan memuakkan.

Upaya terbaru rezim-rezim ini, terutama Saudi, untuk mendapatkan lebih banyak legalitas dari pihak asing adalah mediasi Putra Mahkota Saudi, Muhammad bin Salman dengan Rusia, dengan tujuan membebaskan 9 antek Barat dan 1 warga Maroko yang bertempur di pihak Ukraina. Mereka ditangkap oleh Tentara Rusia dan dijatuhi vonis hukuman mati.

Kemenlu Saudi dalam statemennya menyatakan bahwa mediasi ini dilakukan dalam rangka upaya Bin Salman untuk “mengambil inisiatif kemanusiaan” terkait konflik Rusia-Ukraina. Putra Mahkota Saudi disebut-sebut akan terus melanjutkan upaya tersebut bersama negara-negara terkait.

“Para pejabat berwenang Saudi telah menerima para tahanan ini dan memindahkan mereka dari Rusia ke Saudi, yang telah memudahkan kepulangan para tahanan ke negara mereka. Para tahanan ini berkebangsaan Maroko, AS, Inggris, Swedia, dan Kroasia,” ungkap Kemenlu Saudi.

Tampaknya rasa iba dan simpati kemanusiaan Putra Mahkota Saudi hanya diberikan untuk orang-orang AS atau Barat. Namun jika terkait seorang Arab, atau Muslim, dan terutama orang Yaman, bukan saja Bin Salman tidak menunjukkan rasa kasihan, tapi justru menampakkan sifat kekejaman terhadap mereka.

Pada Maret lalu, Bin Salman telah menghukum mati 81 orang, yang beberapa dari mereka adalah tawanan Yaman. Ini karena dia meyakini bahwa takhta dan mahkotanya tidak membutuhkan legalitas Saudi, Arab, atau Islam. Faktor inilah yang membuat kita memahami ketundukan Bin Salman di hadapan Barat, terutama mantan Presiden AS, Donald Trump.

Tags:

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *