Analis Ungkap Peran 4 Negara Penghasut Kerusuhan Terbaru di Selatan Suriah

Share

POROS PERLAWANAN – Analis masalah keamanan sosial dan nasional Suriah, Said Faris menyebut 4 negara asing yang menghasut rakyat Suriah untuk melemahkan keamanan Damaskus dan menggagalkan perlawanan rakyat.

“AS, Inggris, Prancis, dan Qatar berada di balik provokasi warga di al-Suwaida dan penghasutan mereka untuk menentang Pemerintah Suriah. Tujuan mereka adalah mengembalikan kerusuhan di negara ini,” kata Faris dalam wawancara dengan situs Irak, al-Maalomah.

Diberitakan Fars, pada Selasa 22 Agustus lalu muncul gelombang baru protes antipemerintah di beberapa kawasan Provinsi al-Suwaida di selatan Suriah. Sejumlah pendemo juga dilaporkan menyerang kantor-kantor milik partai penguasa.

Menurut Faris, negara-negara di atas telah mengirim pesan tidak langsung kepada Pemerintah Suriah. Mereka mengancam, jika Damaskus masih membahayakan kepentingan AS, mereka siap untuk menyulut huru-hara di provinsi-provinsi Suriah.

Ia menyatakan bahwa tangan-tangan kotor musuh masih terus memperluas gelombang kerusuhan di al-Suwaida. Faris menambahkan, ”AS, Inggris, dan Prancis berusaha menggerakkan aksi-aksi demo ini guna menjamin kehadiran lebih lama pasukan asing di wilayah Suriah dan berlanjutnya penjarahan sumber-sumber kekayaan bangsa Suriah.”

Legislator Suriah, Mughits Ibrahim sebelum ini menyatakan bahwa kehadiran AS di Suriah adalah ilegal. Menurutnya, pendudukan AS adalah faktor utama semua krisis ekonomi yang membuat rakyat Suriah menderita.

Saat melawat ke Ibu Kota Yordania beberapa hari lalu, Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata AS, Mark Milley menyatakan bahwa “Timur Tengah sangat penting bagi AS. Tidak bisa dibayangkan bahwa AS angkat kaki dari kawasan ini. Hal ini tidak akan terjadi”.

Milley menambahkan, jumlah pasukan AS di Asia Barat “akan ditambah atau dikurangi sesuai besarnya ancaman”.

“Jika Militer AS tiba-tiba keluar dari Timur Tengah, para teroris akan menemukan kekuatan dan kembali menjadi kuat,” dalih Milley.