Analisis Guardian Soal Tren Penggoyahan Dominasi Dolar

Share

POROS PERLAWANAN – Harian Inggris, Guardian menyatakan bahwa dunia dengan beberapa alasan sedang bergerak untuk merontokkan dominasi Dolar.

Dilansir al-Alam, Guardian menyebutkan bahwa bukan hal aneh apabila dominasi finansial AS tidak mendapatkan popularitas global. Salah satu motif dibuatnya mata uang Euro adalah menjadikannya sebagai rival untuk Dolar. Pertemuan BRICS di Johannesburg pekan lalu disebut Guardian sebagai upaya lain untuk menantang hukum internasional yang didominasi AS.

“Ada sejumlah alasan untuk situasi ini. Jika kita melihat kondisi saat ini dari sudut pandang sebuah negara yang tengah berkembang, cara pengelolaan ekonomi dunia tampak seperti sebuah ‘sistem yang sakit.’ AS dan para sekutu Baratnya mengendalikan IMF dan Bank Dunia sejak didirikan di tahun 1944, sehingga setiap CEO IMF harus berasal dari Eropa, sementara Kepala Bank Dunia harus orang Amerika”, tulis Guardian.

Selain itu, imbuh Guardian, jelas bahwa dunia sekarang bukanlah “kutub tunggal” seperti yang dahulu dibayangkan para politisi AS saat runtuhnya Uni Soviet. China telah menjadi rival internasional nyata bagi AS, yang telah sukses melebarkan pengaruhnya di dunia.

“Harus ditanyakan apakah ini hal aneh? Tidak terlalu aneh. BRICS memiliki bank sendiri dan bisa memberikan utang-utang tanpa syarat, berbeda dengan syarat-syarat berat yang diberlakukan IMF dan Bank Dunia. Perilaku egois negara-negara anggota G7 (AS, Inggris, Jerman, Prancis, Italia, Jepang, dan Kanada) yang menimbun vaksin sepanjang krisis Covid-19, sama sekali tidak berguna untuk mendapatkan kawan-kawan di Dunia Baru saat ini”.

“Perubahan dalam cakrawala geopolitik oleh negara-negara yang diundang untuk bergabung dengan BRICS pekan lalu merupakan sebuah peristiwa yang patut dianalisis: Ada 3 negara produsen minyak yang diundang (Iran, Saudi, dan UEA), juga 2 negara dari Afrika (Mesir dan Ethiopia), dan satu negara dari Amerika Latin (Argentina)”.

Menurut Guardian, mungkin Dolar sedang tidak berhadapan dengan ancaman instan, namun kondisi tidak akan terus seperti ini. Keputusan Saudi untuk bergabung dengan BRICS disebut sebagai ancaman untuk dominasi Dolar. Ada kemungkinan bahwa Saudi akan menerima pembayaran minyak dari anggota-anggota BRICS dengan mata uang mereka sendiri.

“Menkeu AS, Janet Yellen telah mengungkap kekhawatirannya soal akibat jangka panjang dari penggunaan sanksi finansial sebagai alat kebijakan luar negeri AS. Ia mengatakan, ’Ada risiko bahwa dominasi Dolar akan melemah seiring berlalunya waktu’.”

“Wajar Yellen merasa khawatir, sebuah mata uang kuat sedang berseteru melawan Dunia Multipolar. Perubahan ini tidak akan terjadi dalam waktu satu malam, tapi yang pasti tantangan besar menanti Dolar”, pungkas Guardian.