Ansharullah Ancam Koalisi Saudi dengan ‘Hal-hal yang Belum Pernah Mereka Lihat Sebelumnya’

Share

POROS PERLAWANAN – Wakil PM Yaman, Jalal al-Ruwaishan pada Jumat malam mengatakan, ”Jika Koalisi Agresor tidak menuju solusi (untuk menghentikan perang), mereka harus menantikan hal-hal yang belum pernah terjadi di semua tahap perang ini.”

Dinukil al-Alam dari al-Masirah, al-Ruwaishan menegaskan kesiapan Angkatan Bersenjata Yaman untuk segala skenario. “Pasukan kita mampu menyerang target-target yang tidak diduga-duga oleh Koalisi Saudi. Pasukan kita siap kapan pun dan hal ini tidak terbatas pada era terancamnya Yaman saja,” tuturnya.

“Negara-negara agresor bertanggung jawab sepenuhnya atas meningkatnya ketegangan di Kawasan yang disebabkan oleh mereka.”

Ia secara implisit menyinggung serangan Yaman ke fasilitas-fasilitas minyak Saudi dan berkata, ”Saudi tidak memiliki kondisi ideal, sementara Yaman dalam posisi geopolitiknya memiliki kemampuan untuk memengaruhi pasar energi. Yaman tidak akan pernah berada dalam posisi sebagai satu-satunya pihak yang dirugikan (dalam perang ini).”

“Ada langkah sangat baik yang telah diambil terkait kesepakatan pembayaran gaji para pegawai, meski masih ada sedikit perselisihan dalam hal ini.”

“Delegasi Oman berperan sebagai mediator antara Sanaa dan negara-negara agresor. Ada harapan bahwa hal ini akan terwujud. Namun tiga periode gencatan senjata yang diumumkan PBB menunjukkan bahwa negara-negara agresor tidak punya niat untuk menghilangkan derita rakyat kita.”

“Delegasi Oman membawa pesan-pesan dari negara-negara agresor terkait dengan pembayaran gaji pegawai Yaman, yang jumlahnya sekitar 1 juta 300 ribu orang. Namun dalam pandangan kami, negara-negara agresor semestinya memperkenankan agar gaji 30 juta warga Yaman dibayarkan.”

“Negara-negara agresor berusaha menjadikan isu pembayaran gaji pegawai sebagai salah satu poin yang dirundingkan, padahal ini adalah bagian dari hak bangsa kita.”

“Kami ingin gaji semua pekerja Yaman, baik sipil maupun militer, dibayarkan dengan status mereka sebagai pegawai,” tandas al-Ruwaishan.