Ansharullah Beberkan Spionase Mossad di Yaman

Share

POROS PERLAWANAN – Kantor Bimbingan Spiritual Ansharullah telah memproduksi sebuah film dokumenter berjudul “Mata-mata Mossad di Yaman”.

Dilansir al-Alam, bukti dan pengakuan yang diungkap dalam dokumenter ini telah membuka tabir aksi spionase Mossad paling berbahaya di negara Arab tersebut.

Berdasarkan bukti-bukti tersebut, Mossad atas perintah Otoritas Israel pada pertengahan tahun 1971 mengirim salah satu agen seniornya yang paling berpengalaman ke Yaman untuk menjalankan sebuah misi.

Dokumenter ini menunjukkan, penangkapan mata-mata tersebut telah memaksa Rezim Zionis untuk mengirim sebuah skuat ke Sanaa untuk menyelamatkan atau melenyapkan agen tersebut sebelum ia memberi pengakuan dan membeberkan semua informasi.

Mata-mata yang merupakan perwira penting Mossad itu bernama Barukh Zaki Marzakhi dengan nama samaran Ahmad Said al-Sabagh. Dia adalah warga negara Maroko dan menyamar sebagai seorang pedagang mainan serta turis yang menggemari fotografi.

Al-Sabagh memasuki Aden pada tahun 1971. Ia memulai aksi spionasenya dengan mengambil gambar dari pelabuhan al-Hudaydah dan beberapa pulau-pulau Yaman.

Mata-mata ini secara kebetulan ditangkap oleh seorang kapten Yaman dan diserahkan ke aparat keamanan. Otoritas Yaman segera menginterogasinya dan menemukan dokumen-dokumen penting darinya. Al-Sabagh membocorkan rencana Israel untuk menduduki pesisir barat dan Bab al-Mandeb.

Informasi yang diperoleh dari al-Sabagh meliputi rencana serangan militer ke Yaman, penghancuran pelabuhan al-Hudaydah, dan laporan-laporan tentang struktur sosial Yaman, mulai dari suku-suku hingga komitmen keislaman mereka.

Setelah al-Sabagh diinterogasi, Presiden Mesir saat itu, Anwar Sadat meminta dari Yaman untuk menyerahkannya ke Mesir, agar Kairo juga bisa memerah informasi darinya. Israel saat itu berusaha keras untuk membebaskan al-Sabagh dengan menggunakan seorang pengacara Ethiopia dan menyogok Yaman.

Rezim Zionis akhirnya menutup berkas al-Sabagh dengan menerornya.

Mata-mata ini dikabarkan kerap mencoba untuk bunuh diri. Israel juga berupaya untuk menjatuhkan pesawat yang akan membawanya dari Yaman ke Mesir. Namun Presiden Yaman saat itu, Syahid Ibrahim al-Hamdi bertindak cerdik dan mengirimnya dengan kapal selam, bukan pesawat.

Mossad benar-benar dipermalukan ketika al-Sabagh tiba di Mesir dengan selamat. Dia pun membocorkan informasi-informasi penting, yang kemudian digunakan dalam Perang Oktober 1973.

Usai berakhirnya berkas al-Sabagh, Israel terus meningkatkan ancaman atas Yaman. Salah satunya adalah teror terhadap Ibrahim al-Hamdi setelah dibentuknya pasukan militer untuk melindungi Bab al-Mandeb.

Dengan meneror al-Hamdi, Israel praktis telah meraih tujuannya. Pemerintahan yang dipimpin Ali Abdullah Saleh, yang merupakan kawan Rezim Zionis, pun berdiri di Yaman. Saleh memerintah selama 30 tahun hingga akhirnya digulingkan oleh revolusi rakyat Yaman pada 21 September 2014 dan negara itu kembali ke pangkuan Poros Perlawanan.