Ansharullah Pastikan Serang Balik Saudi Hingga Agresi dan Blokade Yaman Dihentikan

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, seorang pejabat senior gerakan Houthi Ansharullah Yaman menegaskan bahwa serangan demi serangan terhadap target di Saudi akan terus berlanjut sampai perang dan pengepungan yang dimulai oleh koalisi agresor Saudi selama bertahun-tahun berakhir.

Dalam sebuah wawancara dengan jaringan berita televisi al-Mayadeen yang berbasis di Lebanon pada Minggu, anggota Dewan Politik Tertinggi Yaman, Mohammed al-Bukhaiti mengatakan bahwa Pemerintahan baru AS meminta Yaman untuk menghentikan serangan mereka sementara tidak meminta penjajah Saudi untuk mencabut pengepungan melumpuhkan yang diberlakukan di Yaman.

“Kami menyerukan kepada warga Saudi untuk menjauh dari pangkalan militer Saudi dan kami memiliki hak untuk menargetkan mereka,” katanya, menambahkan bahwa operasi Yaman terhadap target Saudi akan berlanjut sampai penghentian agresi dan penghapusan pengepungan, jaringan televisi al-Masirah Yaman melaporkan.

Dia menekankan bahwa Yaman siap membahas solusi politik untuk konflik setelah agresi dan pengepungan berakhir. “Blokade di Yaman lebih berbahaya daripada agresi militer langsung.”

Bukhaiti juga mengatakan bahwa Riyadh telah menyadari bahwa mereka tidak dapat mengeliminasi kemampuan rudal pertahanan Yaman.

Dia melanjutkan dengan mengatakan bahwa operasi militer Yaman di wilayah Saudi berbeda dari operasi sebelumnya. “Dalam operasi rudal terbaru, target penting terkena dengan presisi.”

Sebelumnya pada hari itu, Jubir Angkatan Bersenjata Brigadir Jenderal Yahya Saree mengatakan bahwa rudal balistik Yaman dan sebanyak sembilan drone tempur menargetkan tempat-tempat “sensitif” di Ibu Kota Saudi.

Operasi terbaru diberi nama sandi “Operasi ke-5 Pencegahan Seimbang”, yang dimulai pada Sabtu dan berlangsung hingga Minggu pagi.

Arab Saudi dan sejumlah sekutu regionalnya melancarkan perang dahsyat di Yaman sejak Maret 2015 untuk membawa Hadi kembali berkuasa dan menghancurkan gerakan Houthi Ansharullah.

Gerakan rakyat, yang didukung oleh Angkatan Bersenjata Yaman dan kelompok-kelompok sekutu populer, telah semakin kuat melawan penjajah yang dipimpin Saudi, dan berhasil mempertahankan Yaman, membuat Riyadh dan sekutunya terpojok di wilayah itu.