Ansharullah: Tindakan Musuh Bakar Alquran Sama dengan ‘Deklarasi Perang’ terhadap Dunia Muslim

Share

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, pemimpin Gerakan Perlawanan Ansharullah Yaman, Abdul-Malik al-Houthi mengecam keras penodaan Alquran oleh politisi sayap kanan Swedia-Denmark di Stockholm dan Kopenhagen, menyebut tindakan asusila itu sebagai “deklarasi perang” melawan dunia Muslim.

Berpidato dalam sebuah upacara di Ibu Kota Yaman, Sana’a pada Jumat malam, Al-Houthi menyatakan bahwa penyebaran Islam di masyarakat Eropa dan Barat telah menjadi sumber kekhawatiran terus-menerus bagi musuh-musuh Islam, dan memicu individu-individu anti-Islam untuk membakar salinan kitab suci umat Islam dalam menunjukkan keputusasaan.

Dia menekankan bahwa pembakaran Alquran di negara-negara Eropa termasuk dalam kerangka perang permusuhan mereka terhadap umat manusia, dan upaya mereka untuk menjauhkan masyarakat dari Alquran, dan menciptakan permusuhan terhadap Islam.

Pada Jumat, ekstremis sayap kanan Swedia-Denmark, Rasmus Paludan membakar Alquran di dekat sebuah masjid dan di luar lokasi Kedutaan Besar Turki di Ibu Kota Denmark, Kopenhagen.

Paludan telah membuat marah dunia Muslim dengan melakukan aksi pembakaran Alquran di Ibu Kota Swedia, Stockholm pada 21 Januari. Ekstremis sayap kanan itu telah berjanji untuk melanjutkan aksi tersebut setiap Jumat sampai Swedia diterima di NATO pimpinan AS.

“Pembakaran Alquran tidak dibenarkan dengan cara apa pun. Itu dianggap tindakan bermusuhan, kriminal, dan tidak senonoh terhadap semua kitab suci,” kata Houthi.

Pemimpin Ansharullah mencatat, “Para penindas mencoba memasang penghalang antara negara-negara dunia dan Alquran, karena mereka memandangnya sebagai bahaya terbesar bagi diri mereka sendiri dan penyelamat terbesar bagi umat manusia.”

“Membakar Alquran dan menyatakan permusuhan terhadapnya dan Islam sama dengan sikap tidak hormat yang terang-terangan terhadap semua Muslim. Pendekatan seperti itu juga membuktikan sejauh mana kekuatan setan marah terhadap Alquran dan kelemahan mereka di hadapan kitab suci,” katanya.

Houthi kemudian mengutuk pembakaran Alquran sebagai tindakan permusuhan paling parah terhadap Islam dan Muslim, menekankan bahwa lobi pro-Zionis berdiri di garis depan aksi agresif melawan Islam, Alquran dan Muslim.

“Pasukan setan mencoba melakukan dosa besar dan kejahatan tercela atas nama kebebasan berpikir dan berbicara, dan meminta dukungan politik dan hukum untuk mereka,” kata pemimpin Gerakan Ansharullah itu.