AS Umumkan Hadiah 10 Juta Dolar untuk Informasi ‘Penyokong Dana Hizbullah’

Share

POROS PERLAWANAN – Baru-baru ini AS mengadakan sayembara untuk mendapatkan informasi seputar orang yang disebutnya sebagai “salah satu penyandang dana terbesar Hizbullah Lebanon”.

Diberitakan Fars, Kemenlu AS mengumumkan bahwa siapa pun yang bisa memberikan informasi tentang seseorang bernama Muhammad Jaafar Qasir akan diberi hadiah sebesar 10 juta dolar.

Akun Rewards for Justice milik Kemenlu AS mengklaim, Qasir membantu penyediaan dana untuk Hizbullah melalui “penyelundupan dan tindakan-tindakan akuisisi”.

Kemenlu AS juga mengklaim, orang ini bekerja sama dengan Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) dalam proses penjualan minyak dan pengiriman senjata untuk Hizbullah.

Sebelum ini, Rewards for Justice pada Minggu malam 12 Juni mengunggah cuitan yang menyatakan, siapa pun yang bisa memberikan informasi soal jaringan finansial IRGC, akan mendapatkan hadiah sebesar 15 juta dolar.

Dalam tweet tersebut dikatakan, IRGC “menggunakan berbagai sarana finansial untuk menghindari sanksi-sanksi AS”.

Tindakan konyol ini dilakukan setelah sebelum ini, stasiun televisi CNN memperingatkan Presiden Joe Biden bahwa AS sudah kehabisan opsi-opsi untuk menghadapi Iran.

Pada Rabu lalu, para senator AS juga mengakui bahwa Washington tidak punya program dan rencana apa pun untuk menghadapi Teheran.

Pengakuan ini dikemukakan setelah berakhirnya rapat tertutup antara Komite Hubungan Luar Negeri Senat AS dan para wakil Pemerintahan Joe Biden, termasuk Wakil Khusus AS untuk Urusan Iran, Robert Malley. Tujuan pertemuan itu adalah agar para senator mengetahui Plan B terkait Iran dan perundingan Wina.

Senator Marco Rubio dari Negara Bagian Florida berkata, ”Saya rasa mereka (Pemerintahan Biden) tidak memiliki Plan B. Mereka tidak menunjukkan apa pun soal ini kepada kami.”

Senator Demokrat dari Massachusetts, Ed Markey juga mengatakan, ”Perbincangan serius masih berlangsung. Saya berharap masih ada peluang keberhasilan.”

Senator Chris Murphy menilai, peluang keberhasilan dalam perundingan dengan Iran jauh lebih sedikit dari 6 bulan lalu.

Senator Chris Van Hollen dari Maryland mengklaim, Plan B mencakup “beberapa elemen, termasuk opsi militer. Namun rencana ini akan menyebabkan banyak orang AS tewas”.

“Saya berharap Pemerintah AS masih berkomitmen untuk melakukan perundingan. Iran harus melakukan pilihan-pilihan berat demi kesepakatan,” ujar Van Hollen.

Senator garis keras Republik, Ted Cruz menyebut rapat tersebut “sangat mengkhawatirkan”. Ia mengatakan, ”Mereka (Pemerintahan Biden) tak punya Plan B, juga A. Sama sekali tak ada perencanaan.”