Bantah Dusta Rezim Zionis, Grup Wartawan Palestina Tegaskan Pelaku Operasi Berani Syahid di Hadera Bukan ISIS

Share

POROS PERLAWANAN – Diberitakan Fars, Grup Wartawan Palestina dalam statemennya menegaskan, Rezim Zionis berusaha memberikan label ISIS dan ekstremis kepada para pelaku operasi berani syahid di jantung Tanah Pendudukan Minggu lalu. Tujuannya adalah untuk menodai citra para pejuang tersebut.

Sebagian media pada Senin pagi kemarin mengutip pernyataan dari ISIS, bahwa kelompok ini bertanggung jawab atas serangan di Hadera di selatan Haifa.

“Rezim Zionis dengan cara ini berupaya menarik simpati dan pernyataan-pernyataan yang mengutuk operasi ini, demi mengesankan bahwa rezim ini adalah target serangan-serangan teroris. Namun semua ini adalah dusta yang dibuat dan dirancang di sarang-sarang spionase Rezim ini,” tandas Grup Wartawan Palestina.

Di akhir statemennya, Grup Wartawan Palestina menyatakan bahwa penyimpangan ini harus dilawan. Kebohongan-kebohongan Rezim Zionis tidak boleh diperhatikan, tapi harus disangkal.

Operasi penembakan pada Minggu malam 26 Maret di kota Hadera, Provinsi Haifa, telah menewaskan dua polisi Zionis dan melukai 12 orang lain.

Dua pelaku operasi berani syahid ini adalah dua pemuda Palestina. Mereka merupakan warga kota Umm al-Fahm di Tanah Pendudukan 1948, yang gugur saat menjalankan aksi heroik mereka.

Operasi ini dilakukan menjelang berlangsungnya pertemuan para Menlu Mesir, UEA, Maroko, dan Bahrain dengan para kolega AS dan Israel mereka di kawasan Negev di Tanah Pendudukan.

Faksi-faksi Perlawanan, seperti Hizbullah, Ansharullah, dan kelompok-kelompok Palestina, merilis statemen yang menyanjung operasi berani syahid itu. Mereka menyebutnya sebagai tamparan kepada pertemuan negara-negara Arab pelaku normalisasi.

Beberapa waktu lalu, warga Negev dan mantan tahanan Palestina, Abu al-Qaian membunuh 4 pemukim Zionis di Beersheba dengan senjata tajam. Abu al-Qaian sendiri gugur dalam operasi tersebut.