Benarkah Israel Mampu Meneror Sekjen Hizbullah?

Share

POROS PERLAWANAN– Sebuah situs Zionis mengeklaim, Sayyid Hasan Nasrallah mengganti tempat tinggalnya dan menolak tawaran tinggal sementara di Iran di tengah perang di Lebanon saat ini. Hal ini dilakukannya menyusul peringatan dari Kementerian Intelijen Iran soal rencana Israel meneror dirinya.

Awalnya, kami berusaha mengabaikan awal hingga akhir berita menggelikan ini, seperti yang dilakukan oleh sebagian besar gerai-gerai berita. Namun akhirnya memutuskan untuk sedikit membahasnya, dengan tujuan menunjukkan dalamnya keputusasaan dan keterhinaan “pasukan tak terkalahkan Israel.” Militer Israel telah terperosok begitu dalam hingga terpaksa mengobral dusta murahan ini, demi memulihkan semangat dan mengembalikan citranya yang ternoda di mata para pemukim Zionis. Warga Israel diseret oleh para pimpinan mereka ke perang terlama dalam sejarahnya; perang yang mendatangkan kerugian-kerugian yang belum pernah terjadi sebelum ini.

Tentu kebohongan Rezim Zionis tak berhenti di situ saja. Harian Yedioth Ahronoth mengaku bahwa Mossad “selalu mengetahui posisi Sayyid Nasrallah secara akurat, bahkan meski ia tidak berada di tempat tinggalnya.” Sekjen Hizbullah diklaim juga tahu Israel bisa menjangkaunya, namun tidak melakukannya.

Kita tak butuh bukti untuk membuktikan kebohongan klaim-klaim konyol ini. Cukup kita ingatkan bahwa seluruh mata-mata, drone, radar, dan jet Israel-AS-Barat selama 9 bulan terakhir mengamati segalanya di Gaza, namun mereka masih tidak mampu menemukan jejak Yahya al-Sinwar di kawasan terbatas yang sudah diblokade selama 18 tahun tersebut. Padahal Israel sudah menyerbu ke seluruh kawasan Gaza dan meratakannya dengan tanah. Dengan semua ketidakbecusan ini, bagaimana Israel ingin menemukan lokasi Sayyid Nasrallah?

Terbangnya drone Hudhud di angkasa Tanah Pendudukan tanpa terdeteksi dan pengambilan gambar-gambar akurat atas tempat-tempat strategis Israel adalah pukulan telak terhadap Israel. Sebab itu, Rezim Zionis menggunakan metode Goebbels (propagandis Nazi), yaitu membesar-besarkan kebohongan sedemikian rupa agar semua orang memercayainya. Israel mengumbar klaim soal rencana meneror Sekjen Hizbullah demi menutupi kegagalan intelijen dan militernya.