Bolton: Trump Bukan Apa-apa, para Kepala Negara Dunia Tak Perlu Buang Waktu Pahami Doktrinnya

Share

POROS PERLAWANAN – Mantan Penasihat Keamanan Nasional AS, John Bolton mengatakan para kepala negara di dunia sebaiknya tak usah membuang-buang waktu mereka untuk memahami doktrin Presiden AS, Donald Trump.

“Salah satu problem Trump dengan hubungan internasional adalah, pandangan-pandangan dia tidak memiliki landasan filosofis sama sekali. Ini adalah faktor yang memperumit pekerjaan selama saya berada di Gedung Putih. Saya adalah seorang Republik Konservatif, sementara dia bukan. Namun dia juga tidak bisa disebut Liberal Demokrat,” beber Bolton kepada majalah Jerman, Der Spiegel.

“Trump sering keliru antara hubungan personalnya dengan para kepala negara dan hubungan bilateral AS dengan negara-negara tersebut. Para analis politik di AS dan Eropa selalu berusaha memahami perbuatan Trump, atau mendefinisikan doktrin yang dianutnya. Tak usah sia-siakan waktu kalian. Tak ada yang disebut dengan ‘Doktrin Trump.’’’

“Keputusan tentang suatu topik yang diambil (Trump) di pagi hari bisa saja berubah pada sore harinya… Bagi Trump, yang paling penting di tahap pertama adalah ia bisa terpilih kembali,” tandas Bolton.

John Bolton saat ini melewatkan banyak waktunya dengan diwawancarai oleh berbagai media, menyusul buku yang ditulisnya berkenaan dengan kesaksiannya saat ia menjabat sebagai Penasihat Keamanan Nasional AS dan memicu kehebohan di Negeri Paman Sam.

Sebelum ini, dalam wawancara dengan Public Broadcasting Service (PBS), Bolton menyebut Donald Trump bukan orang Republik, juga bukan Demokrat.

“Salah satu kesimpulan yang saya ambil adalah, Trump bukan seorang Republik konservatif. Maksud saya juga bukan bahwa dia seorang liberal Demokrat. Dari sisi filosofi, dia sama sekali bukan apa-apa,” kata Bolton.

Menurut Bolton, Trump dianggap sebagai orang Republik hanya lantaran pidato-pidato yang sudah disiapkan sebelumnya saat ia berkampanye di Pilpres AS 2016.

Media-media mengabarkan, buku Bolton berjudul “The Room What It Happened” telah terjual sebanyak 780 ribu eksemplar pada pekan pertama. Buku ini memuncaki daftar best seller harian New York Times dan toko online Amazon.