Faksi-faksi Palestina Ajak Partisipasi Warga Dunia Bernurani dalam Kampanye Global ‘Badai Ramadan’

Share

POROS PERLAWANAN– Diberitakan ISNA, faksi-faksi Palestina menyerukan partisipasi “nurani-nurani yang masih terjaga” dalam kampanya global Badai Ramadan. Mereka meminta warga dunia mengatur perkumpulan dan pemogokan di level global sebagai bentuk solidaritas untuk Gaza.

Menurut laporan Rai al-Youm, faksi-faksi Palestina pada hari Minggu 3 Maret meminta dari semua nurani sadar di seluruh dunia untuk melakukan gerakan resmi kerakyatan terbesar di level nasional, regional, dan global.

Faksi-faksi ini menegaskan urgensi dukungan untuk Palestina, melakukan tekanan untuk menghentingkan perang Gaza, dan menggagalkan proyek-proyek Rezim Zionis.

Mereka menginginkan agar gerakan ini mencakup aktivasi semua bentuk embargo atas Israel, pemutusan semua logistiknya, dan pemogokan serta perkumpulan di seluruh Ibu Kota dan kota-kota.

Dalam statemen tersebut, faksi-faksi ini menekankan hak bangsa Palestina untuk merdeka dan menentukan nasib, kembali ke Tanah Air dan rumah mereka, serta membentuk negara independen dengan Quds sebagai Ibu Kotanya.

Mereka juga menegaskan dukungan terhadap Poros Perlawanan dalam menghadapi Rezim Pendudukan dan mengusirnya dari Palestina. Faksi-faksi ini juga menekankan keharusan menghidupkan perlawanan dalam berbagai bentuknya di seluruh kancah dan front.

Menurut mereka, Rezim Zionis menargetkan Tepi Barat dengan proyek pembangunan pemukiman dan agresi berkelanjutan. Quds juga ditargetkan Israel dengan proyek Yahudisasi, penodaan Masjid Aqsa dan hal-hal sakral Muslim serta Kristen, dan pelarangan salat.

Statemen faksi-faksi ini juga menyinggung diskriminasi ras dan genosida yang dilakukan Israel di Tanah Pendudukan, termasuk menyebarnya Rezim Zionis di jantung Umat Arab, Islam, dan dunia.

Menteri Pariwisata Israel pada hari Jumat lalu mengeklaim, istilah bulan Ramadan dan ketakutan Rezim Zionis terhadap bulan ini harus dilenyapkan.

Informasi yang bocor ke media menunjukkan, Rezim Zionis mengkhawatirkan terjadinya ledakan situasi di Quds dan Tepi Barat di bulan Ramadan, akibat agresi ke Gaza dan pembatasan yang akan diberlakukan Kabinet Israel terhadap Masjid Aqsa.