Hamas Ingin Bebaskan Tokoh Penting Palestina Selevel Nelson Mandela

Share

POROS PERLAWANAN– Sebuah media AS mengabarkan, para petinggi Hamas telah menanggapi proposal baru terkait gencatan senjata yang diajukan dalam pertemuan di Paris.

Diberitakan Fars, Associated Press mengutip pernyataan Usamah Hamdan bahwa Hamas tengah mengkaji proposal baru tersebut. Proposal itu berisi tawaran jeda jangka panjang dalam perang dan pertukaran tawanan Israel dengan tahanan Palestina.

Menurut AP, Hamdan menolak sejumlah pasal penting dalam proposal itu. Hamdan menegaskan, Hamas ingin menuntut kebebasan ribuan tahanan Palestina, termasuk mereka yang divonis hukuman penjara seumur hidup. Di antara para tahanan Palestina yang ingin dibebaskan Hamas adalah Marwan Bourghutsi dan Ahmad Saadat.

Bourghutsi adalah mantan komandan Fatah yang divonis hukuman penjara seumur hidup hingga 5 kali. Menurut AP, banyak orang Palestina yang memandang Bourghutsi sebagai pemimpin revolusi selevel Nelson Mandela atau Fidel Castro. Citranya tetap bersih di tengah korupsi Otoritas Palestina (PNA).

Bourghutsi dari penjara menyerukan pembentukan sebuah negara Palestina di Tepi Barat, Gaza, dan Quds. Hasil jajak pendapat menunjukkan, dia adalah salah satu pemimpin Palestina yang paling disukai.

Dalam wawancara dengan stasiun televisi Lebanon LBC, Hamdan menyatakan bahwa Hamas menuntut gencatan senjata permanen. Hamas menolak tawaran gencatan senjata dengan beberapa jeda dalam perang.

Dalam sebuah pernyataan yang tampaknya merujuk kepada gencatan senjata sepekan pada November silam, Hamdan mengatakan,”Kami sudah pernah mencoba jeda-jeda sementara. Jelas bahwa Israel tidak menghormati jeda-jeda ini dan selalu melanggarnya.”

AS, Israel, Mesir, dan Qatar dalam perundingan di Paris dikabarkan telah menyepakati penghentian perang dan pembebasan para tawanan Israel di tangan Hamas.

Pada Kamis lalu, Jubir Kemenlu Qatar Majid bin Muhammad al-Anshari menyatakan, sejumlah usulan telah diajukan kepada Hamas dan Israel dalam pertemuan di Paris. Menurut al-Anshari, saat ini mereka sedang menunggu jawaban Hamas.