Hamas Kritik Kecaman Turki dan Bahrain terhadap Operasi Berani Syahid di Tel Aviv

Share

POROS PERLAWANAN – Jubir Hamas, Hazim Qasim menanggapi pernyataan Kedutaan Turki di Tanah Pendudukan dan Kemenlu Bahrain terkait operasi-operasi berani syahid Palestina.

“Kami mengecam statemen Kedutaan Turki dan Kemenlu Bahrain yang menghujat operasi-operasi perlawanan di Tel Aviv,” kata Qasim, diberitakan Fars.

“Perlawanan bangsa Palestina bertujuan membela diri dan hal-hal sakral. Ini adalah yang dijamin di semua hukum internasional dan barometer kemanusiaan,” imbuhnya.

Qasim menegaskan, kebijakan agresif Rezim Zionis terhadap bangsa Palestina adalah salah satu bentuk terorisme dan rasisme di dunia.

Pada Kamis malam lalu, media-media Palestina memberitakan operasi berani syahid di jalan Dizengoff, yang merupakan salah satu jalan utama Tel Aviv.

Berdasarkan laporan saat itu, aksi penembakan di sebuah restoran itu melukai 9 orang dan menewaskan 2 lainnya. Namun kabar terbaru menyebutkan, salah satu orang yang terluka akhirnya meregang nyawa, sehingga jumlah Zionis yang terbunuh menjadi 3 orang.

Pelaku operasi ini adalah seorang pemuda Palestina bernama Raad Fathi Hazim (29 tahun) dari kamp pengungsi Jenin. Setelah diburu beberapa jam oleh aparat keamanan Zionis, Raad gugur pada Jumat pagi kemarin.

Aksi penembakan di Dizengoff itu adalah operasi berani syahid ke-4 yang dilakukan para pemuda Palestina dalam tempo kurang dari 3 pekan terakhir.

Operasi Kamis malam lalu terjadi hanya sepekan setelah operasi berani syahid di Bnei-Brak di dekat Tel Aviv. Aksi ini memicu amarah warga Zionis terhadap kegagalan Rezim Israel menghadapi operasi-operasi semacam ini. Mereka menyebarkan postingan-postingan di medsos yang menuntut agar PM Naftali Bennett mundur dari posisinya.

Penduduk Zionis di Tel Aviv melalui medsos mengungkap ketakutan dan kecemasan yang menguasai bukan hanya Ibu Kota Israel, tapi juga kota-kota lain di Tanah Pendudukan. Sputnik melaporkan, salah satu dari mereka menulis, ”Tel Aviv 2022. Sangat menakutkan.”