Hasil Investigasi Irak: Israel Serang Tanker Pembawa Minyak Iran untuk Lebanon

Share

POROS PERLAWANAN – Sejumlah media pada Selasa pekan lalu mengabarkan terdengarnya suara beberapa ledakan keras di dekat perbatasan Irak-Suriah. Setelah itu, dikabarkan bahwa konvoi pembawa bahan bakar menjadi target serangan udara, setelah masuk melalui perlintasan Albukamal-al-Qaem ke Suriah.

Dilaporkan Fars, seorang petinggi Komite Koordinasi Syiah Irak, Jabbar al-Maamuri sehari setelahnya menyatakan bahwa serangan itu menyasar muatan bantuan Iran untuk Lebanon.

“Tiga drone Israel menyerang muatan bantuan bahan bakar Iran untuk Lebanon di dekat perlintasan al-Qaem di barat Irak. Informasi yang diperoleh menunjukkan jatuhnya korban jiwa dan materi akibat serangan tersebut,” kata al-Maamuri.

Sumber-sumber resmi Irak sendiri tidak membenarkan atau membantah berita ini, meski lalu lintas muatan bahan bakar dilakukan secara resmi dan sesuai kesepakatan antara Iran dan negara-negara Irak, Suriah, serta Lebanon. Media-media Irak mengklaim, muatan itu semestinya dikirim ke Lebanon seperti yang sudah dilakukan pada musim dingin tahun lalu.

Harian al-Arabi al-Jadid pada Senin 14 November menulis, para pejabat Irak bungkam terkait serangan udara atas truk-truk pembawa bahan bakar, yang meninggalkan Irak setelah melewati perlintasan al-Qaem dan masuk ke Suriah.

Dalam wawancara dengan al-Arabi al-Jadid, dua pejabat Irak, yang enggan identitas mereka diungkap, menyatakan, ”AS secara resmi memberi tahu Irak bahwa pihaknya tak berkaitan dengan serangan ini, tapi tidak menjelaskan identitas pesawat-pesawat yang melakukan serangan tersebut. namun informasi yang ada menunjukkan, pesawat-pesawat itu adalah milik Israel.”

Seorang perwira di Dinas Intelijen Irak dan anggota Pasukan Penjaga Perbatasan di Provinsi al-Anbar mengatakan bahwa lalu lintas muatan bahan bakar itu resmi dan sah. Sebelum keluar dari Irak, muatan itu juga telah diperiksa.

“Tidak benar bahwa konvoi itu memuat senjata atau barang-barang selain bahan bakar. Tanker-tanker itu diserang setelah keluar dari perbatasan Irak. Delapan tanker rusak, namun sisanya bisa melanjutkan perjalanan menuju Lebanon sehari setelahnya,” kata sumber tersebut.