Jihad Islam Kecam Tindakan Otoritas Palestina yang Malah Tangkapi Pimpinan Perlawanan Tepi Barat

Share

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, Gerakan Perlawanan Palestina, Jihad Islam yang berbasis di Gaza mengutuk tindakan keras yang diluncurkan oleh Otoritas Palestina (PA) terhadap sejumlah Komandan Perlawanan dan mantan tahanan di Tepi Barat yang diduduki.

Jubir Jihad Islam, Tareq Selmi mengatakan pada Minggu, “Kami mengutuk dengan keras penangkapan yang sedang berlangsung, yang dilakukan oleh aparat keamanan Otoritas [Palestina] yang memengaruhi sejumlah tahanan yang dibebaskan,” termasuk Jamal Hamamra, salah satu Komandan kelompok tersebut.

Dia mencatat bahwa Hamamra ditahan pada Minggu setelah dipanggil oleh aparat intelijen.

Selmi menekankan bahwa aksi penangkapan adalah “penyimpangan dari konsensus nasional” dan menyerukan pembebasan segera semua tahanan politik dan pejuang Perlawanan, termasuk Hamamra.

Dalam beberapa hari terakhir, PA yang berbasis di Ramallah telah menangkap sejumlah anggota Jihad Islam di kota Jenin, Tepi Barat yang diduduki, dalam apa yang dilihat sebagai upaya untuk membangun kembali kendalinya atas Jenin.

Di antara mereka yang ditangkap adalah mantan tahanan, Murad Walid Malayshe, 34, dan Muhammad Walid Barahme, 37, yang ditahan saat mereka sedang dalam perjalanan untuk membantu pejuang Perlawanan selama serangan minggu lalu Israel di Jenin. Keduanya saat ini melakukan mogok makan sebagai protes atas penahanan mereka.

Pasukan keamanan PA juga menangkap jurnalis Ahmed al-Betawi, dan seorang aktivis dari dekat al-Khalil (Hebron) bernama Louay Qabaja, yang telah melakukan mogok makan atas penahanannya karena postingan Facebook.

PA, yang dijalankan oleh partai Fatah yang berkuasa dan dipimpin oleh Presiden Mahmoud Abbas, semakin dilihat oleh sebagian warga Palestina sebagai kaki tangan rezim Israel alih-alih memperjuangkan hak-hak mereka.

Pada Rabu, pelayat mengusir para pemimpin senior Fatah, termasuk Mahmoud al-Aloul, Wakil Presiden PA, dan Azzam al-Ahmad, Anggota Komite Pusat Fatah, dari pemakaman massal yang diadakan untuk beberapa korban serangan Jenin.

Para pelayat marah atas pengabaian Fatah atas Perlawanan, dan kegagalan mereka dalam membela warga Palestina selama serangan Israel.

Menyusul pengusiran pejabat senior Fatah, delegasi tiga menteri dari PA mengunjungi Jenin pada Minggu dan bertemu dengan pejabat setempat, dalam sebuah langkah yang dilihat sebagai bagian dari upaya untuk menegaskan kembali kehadiran PA di kota tersebut.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Jihad Islam, Ziad al-Nakhala menekankan bahwa eskalasi tindakan Perlawanan di Tepi Barat yang diduduki ditujukan untuk melawan pendudukan Israel dan tidak ada hubungannya dengan PA dan tidak bertujuan untuk merusaknya.

“Kami tidak setuju dengan Otoritas Palestina dalam hal sikap politik, tetapi senjata kami tetap melawan musuh. Jika Otoritas Palestina lebih bijak, itu akan mendapat manfaat dari keadaan Perlawanan,” katanya dalam sebuah wawancara dengan IRNA yang diterbitkan pada Minggu.