Ledakan di Halte Bis Quds Picu Ketakutan dan Perselisihan di Tel Aviv

Share

POROS PERLAWANAN – Dilansir Fars, Radio Tentara Israel memberitakan terjadinya ledakan di sebuah halte bis di barat Quds (Yerusalem). Hingga kabar ini dimuat, ledakan itu telah menewaskan satu orang dan melukai 19 orang lainnya. Ledakan ini juga menyulut pertikaian di tengah para politisi Rezim Zionis.

Menurut laporan kantor berita Palestina, Shehab News, 5 dari 19 orang yang terluka akibat ledakan itu dalam kondisi kritis.

Aparat keamanan Rezim Zionis yang berada di sekitar tempat ledakan di halte bis telah disiagakan.

Media-media Ibrani juga memberitakan terjadinya ledakan kedua di jalan Ramut di barat Quds, yang dikabarkan melukai 3 orang Zionis.

“Dalam dua ledakan yang terjadi di Quds, 19 orang terluka dan 3 di antara mereka dilaporkan dalam keadaan kritis”, tulis Yedioth Ahronoth.

Beberapa jam setelah terjadinya ledakan, media-media Ibrani mengutip dari Radio Tentara Israel bahwa salah satu pemukim Zionis tewas akibat luka-luka yang dialaminya. Dua dari 19 orang itu masih dikabarkan kritis.

PM Israel, Yair Lapid dalam beberapa jam ke depan akan mengadakan rapat darurat untuk membahas situasi keamanan dengan para petinggi instansi-instansi Rezim Zionis.

Menteri Perang, Benny Gantz bersama Wakil Ketua Staf Tentara dan petinggi Divisi Operasi, Intelijen, Divisi Politik-Keamanan di Kementerian Perang dan Koordinator Operasi Polisi juga diundang dalam rapat tersebut.

Anggota Knessett sekaligus sekutu Benyamin Netanyahu (Pemimpin Partai Likud pemenang Pemilu Israel), Itamar Ben-Gvir, telah mengunjungi 2 tempat terjadinya ledakan.

Ben-Gvir berkata, ”Ledakan-ledakan ini telah mengembalikan kita ke era Intifada.”

“Sebuah pagi yang berat akibat terjadinya serangkaian operasi. Apa yang terjadi di Jenin dan operasi di Quds berarti kembalinya teror yang memasuki rumah-rumah kita satu persatu,” ujar Ben-Gvir.

Legislator ekstremis ini, yang dikabarkan akan menjadi suksesor Gantz di Kabinet mendatang, menyatakan bahwa Israel harus mengambil tindakan pencegahan dan melakukan pencarian senjata. Ia pun memanfaatkan situasi dan mendesak agar Kabinet Netanyahu segera dibentuk.

Media-media Zionis menyatakan bahwa 2 ledakan ini sudah direncanakan dan dieksekusi dengan koordinasi sejumlah pihak, sebab tidak mungkin operasi ini dilakukan sendirian oleh satu orang.