Mantan Petinggi Militer Israel: Perang Berikutnya Melawan Hizbullah akan Sangat Berat

Share

POROS PERLAWANAN – Mantan Kepala Badan Kontraintelijen Militer Israel, Amos Yadlin memperingatkan soal kekuatan Hizbullah Lebanon yang terus bertambah.

Dilansir Fars, al-Mayadeen mengutip dari media-media Zionis tentang Yadlin yang mengatakan bahwa Hizbullah saat ini adalah ancaman militer terkuat terhadap Israel.

“Nasrallah telah membentuk sebuah faksi militer besar. Kita belum pernah menghadapi faksi semacam ini dalam perang-perang lalu. Faksi ini memiliki rudal yang lebih banyak dan lebih akurat,” imbuhnya.

“Daya prevensi (Israel) di hadapan Hizbullah telah melemah. Penting untuk diketahui orang-orang Israel bahwa perang ketiga melawan Hizbullah akan jauh lebih sulit dibandingkan perang-perang yang sudah pernah kita jalani.”

Yadlin menambahkan bahwa sekarang karena sejumlah alasan, Hizbullah bisa mengangkat kepala lebih tinggi, karena merasa Israel sudah melemah dari dalam.

Hingga kini, Otoritas dan media-media Israel berulang kali memperingatkan soal kekuatan Hizbullah yang terus meningkat. Mereka menegaskan bahwa faksi Perlawanan ini memiliki ribuan rudal presisi.

Mantan Panglima Militer Israel, Amiram Levin sebelum ini mengatakan, ”Hizbulah bisa menargetkan sejumlah besar kawasan padat penduduk di Israel dengan puluhan ribu rudalnya.”

Harian Jerusalem Post juga mengungkapkan bahwa sebagian besar pejabat militer Israel menyatakan dengan keberadaan Satuan Khusus Brigade Ridhwan dan sekitar 150.000 rudal, Hizbullah adalah ancaman terbesar bagi Tel Aviv.

Peringatan dari Yadlin dilayangkan di saat kondisi Militer Israel sekarang dalam keadaan kacau balau, yang dipicu oleh proyek reformasi yudisial yang digagas oleh Kabinet Benyamin Netanyahu. Rencana ini juga disebut telah menimbulkan pro-kontra dan perpecahan di tubuh Militer Israel.

Menurut Haaretz, benih perpecahan yang ditebar Netanyahu dan Aliansinya secara sistematis di semua tempat telah terlihat jelas, termasuk permusuhan nyata di sejumlah skuadron.

Haaretz lalu menyinggung pidato Sayyid Hasan Nasrallah pada 2000 yang menyebut Israel lebih ringkih ketimbang “sarang laba-laba”. Haaretz mengakui, ”Dia benar soal teori sarang laba-laba. Masyarakat Israel tengah tercerai berai.”

Media-media Zionis dalam laporan senada menyatakan, ”Nasrallah dengan asyik menonton kondisi domestik Israel. Dia bahkan tak perlu mengangkat telunjuknya untuk berkata bahwa dia benar soal kebenaran teori sarang laba-laba.”