Mayoritas Negara Anggota Sepakat Hapus Nama Saudi dari Dewan HAM PBB karena Pelanggaran Berulang dan Kejahatannya terhadap Yaman

Share

POROS PERLAWANAN – Kendati ada tekanan dan ancaman dari Saudi, negara-negara anggota Dewan HAM PBB tetap melayangkan tamparan keras kepada Riyadh. Usai keanggotan Saudi di dewan tersebut ditolak, kini nama negara ini dihapus dari Dewan HAM lantaran kejahatannya di Yaman dan pelanggaran HAM yang terus berulang.

Dilansir al-Alam, Saudi menjadi satu-satunya negara yang tidak tercantum dalam daftar anggota Dewan HAM PBB, kendati ia menyatakan pencalonan untuk memperoleh kursi.

Sejumlah lembaga hukum menyambut baik kegagalan Saudi untuk memperbaiki citranya di mata masyarakat dunia. Direktur Eksekutif Human Rights Watch (HRW), Bruno Stagno mengatakan, ”Peristiwa-peristiwa di Saudi di masa Muhammad bin Salman adalah kecaman dan peringatan besar bagi negara ini.”

Menurut Stagno, Saudi adalah satu-satunya negara yang tidak terpilih. Mayoritas anggota PBB juga menolak Saudi menjadi anggota Dewan HAM atas berbagai kejahatan perang yang dilakukannya.

Direktur Eksekutif DAWN (Democracy for the Arab World Now), Sarah Leah Whiteson juga mengatakan, ”Saudi tidak melakukan reformasi untuk membebaskan para tahanan politik dan mengakhiri perang mengerikan di Yaman. Saudi juga tidak mengizinkan warganya berpartisipasi nyata dalam politik. Sebab itu, Saudi akan terisolasi di dunia.”

Bukan hal mudah untuk menyebut Saudi sebagai negara terisolasi di pentas internasional. Bukan karena Saudi tidak benar-benar terisolasi, atau prestasi gemilangnya dalam masalah HAM, atau bahwa ia tidak melanggar HAM sama sekali. Tapi sebabnya adalah karena Saudi terbiasa membeli segalanya dengan uang, transaksi bisnis dan persenjataan, serta menyogok negara-negara berpengaruh guna menutupi berkas hitamnya.

Riyadh acap kali mengancam akan memutus bantuan dana untuk berbagai organisasi internasional. Sebab itu, organisasi-organisasi ini menjadi ciut nyali dan hanya menyinggung sepintas rapor merah Saudi dalam pelanggaran HAM.

Saudi bahkan sanggup membeli dukungan Donald Trump untuk membela Bin Salman dalam kasus Jamal Khashoggi, pemenjaraan para aktivis wanita Saudi, penyingkiran kelompok oposisi di internal Dinasti Saud dengan dalih korupsi, dan penerimaan Kesepakatan Abad Ini, yang tujuannya menghapus isu Palestina.

Tiada keraguan bahwa ratapan anak-anak tertindas di Yaman telah meredam kebisingan Saudi di pentas internasional dan menghapus negara ini dari Dewan HAM PBB. Ratapan mereka telah mempermalukan Bin Salman dan akan menghinakannya lebih lagi dari sekarang.