POROS PERLAWANAN – Dilansir al-Alam, harian Yedioth Ahronoth mengklaim bahwa biro layanan keamanan Hamas telah melakukan infilitrasi di tubuh Shin Bet (Layanan Keamanan Publik Israel). Klaim ini didasari tuntutan Kejaksaan Israel terhadap seorang tawanan Palestina di Jalur Gaza.
Berdasarkan klaim tersebut, warga Gaza ini memberi tahu Hamas bahwa ia ditawari untuk bekerja sama dengan Shin Bet oleh seorang perwira Israel di perlintasan Bet Hanun. Dia mengaku telah diberi sejumlah uang untuk membeli sebuah telepon genggam. Namun setelah itu, ia kembali mengontak perwira Israel itu dan berkata bahwa ia ingin mengembalikan uang tersebut dan enggan bekerja sama dengan Shin Bet.
Menurut narasi Yedioth Ahronoth, setelah warga Gaza itu memberi tahu Hamas, ia diminta untuk tetap melanjutkan kontaknya dengan Shin Bet agar ia bisa melaksanakan sejumlah misi khusus.
Dalam surat tuntutan Kejaksaan disebutkan bahwa warga Gaza itu menyetujui permintaan Hamas dan bersedia bekerja sama dengan Shin Bet agar bisa melakukan infiltrasi. Warga Gaza itu selalu melaporkan detail lengkap perbincangannya dengan perwira Israel kepada Hamas.
Hamas meminta agar orang Palestina itu tidak menolak apa pun yang diinginkan perwira Israel tersebut. Hamas juga memfasilitasi warga Gaza itu demi memudahkan penyusupannya di dalam Shin Bet.
Kejaksaan Israel mengklaim bahwa warga Gaza ini telah memberikan sejumlah besar informasi kepada Hamas. Informasi ini memungkinkan Hamas menganalisis aktivitas intelijen Israel dan cara perekrutan mata-mata untuk Israel di Gaza.
Di akhir laporan, Yedioth Ahronoth mengabarkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, Biro-biro Intelijen Israel menghadapi masalah besar dalam merekrut mata-mata di Gaza. Pengaturan keamanan yang diterapkan faksi-faksi Perlawanan juga kian mempersulit Israel dalam mempekerjakan mata-mata.