Media Zionis Lakukan Muslihat untuk Wawancarai Menlu Irak

Share

POROS PERLAWANAN – Menlu Irak, Fuad Hussei di sela-sela konferensi Manama Dialogue 2021 melakukan wawancara dengan stasiun televisi Israel, iNews24. Hal ini mendorong sebagian pihak untuk menilai wawancara ini sebagai “mukadimah bagi normalisasi hubungan Baghdad-Tel Aviv”.

Dilansir al-Alam, wawancara ini sendiri memicu reaksi keras dari pihak-pihak di Irak, yang menolak tegas normalisasi dengan Israel dan mendukung penuh Palestina dan rakyatnya.

Protes keras ini membuat Kemenlu Irak dalam statemennya menjelaskan, kanal Israel ini memalsukan identitas dan memperkenalkan diri dengan nama instansi lain agar bisa mewawancarai Menlu Irak.

Statemen ini menegaskan, sikap Kemenlu Irak adalah mendukung norma Palestina dan terpenuhinya hak-hak bangsa Palestina, serta menentang tegas segala bentuk normalisasi hubungan dengan Rezim Zionis.

Meski kami ingin memercayai pernyataan Kemenlu Irak bahwa stasiun televisi Israel ini telah memalsukan identitas dan mengelabui Menlu Irak, namun semestinya tokoh-tokoh berpengaruh Irak bertindak hati-hati dan waspada saat berada di negara-negara seperti Bahrain dan UEA.

Alasannya, negara-negara ini sudah berubah menjadi tempat berkeliarannya orang-orang Zionis. Mereka sudah menyusup ke semua sektor penting Pemerintahan negara-negara ini. Apalagi Irak sudah sejak lama menjadi incaran Israel dan rezim-rezim kolot Arab, terutama Rezim Al Khalifa di Bahrain, untuk digiring ke kereta normalisasi.

Tak satu pun pejabat Irak, apa pun afiliasi politik, mazhab, dan rasnya, yang berani melanggar garis merah bangsa dan Poros Perlawanan Irak, yaitu normalisasi dengan Israel. Siapa pun yang melanggar garis merah ini telah melakukan bunuh diri politik.

Hal ini pula yang dinyatakan Hussein dalam pidatonya di konferensi tersebut dan jawabannya saat ditanya bergabungnya Baghdad dengan Kesepakatan Abraham. Ia berkata, hal ini sulit terjadi di masa depan, nyaris mustahil, dan ada banyak kendala di hadapannya.

Dengan melihat esensi rakyat Irak yang kita ketahui, juga sikap tegas para ulama di Najaf, kita bisa menambahkan kata-kata berikut dalam pernyataan Hussein di Bahrain, yaitu “normalisasi tidak akan pernah terjadi, kini atau nanti”.

Ketegasan ini pula yang menggagalkan upaya pihak-pihak penyelenggara seminar pro-normalisasi di Arbil pada September silam. Sehari setelah seminar, Pemerintah Irak dalam statemennya menolak tegas permintaan normalisasi. Perangkat hukum Irak pun memburu para penyelenggara seminar dan menindak tegas mereka.