Mendagri Inggris Dipecat Usai Sebut Pengunjuk Rasa Pro-Palestina ‘Gerombolan Preman’

Share

POROS PERLAWANAN– Media-media Inggris melaporkan, PM Rishi Sunak telah memecat Suella Braverman dari posisi Mendagri Inggris.

Diberitakan Fars, salah seorang staf Kantor PM Inggris mengumumkan, Sunak meminta dari Braverman untuk meninggalkan Pemerintahan. Perintah ini, yang tampaknya adalah bagian dari reshuffle Kabinet, diterima Braverman yang dikenal dengan statemen-statemen kontroversialnya.

Kanal Euro News baru-baru ini mengungkap kehebohan yang dipicu statemen Mendagri Inggris itu. Braverman, yang juga bertanggung jawab atas Polisi dan keamanan nasional Inggris, memiliki sejarah panjang dalam mengeluarkan pernyataan kontroversial, sehingga membuatnya mencolok di antara para Menteri moderat Inggris.

Pada hari Sabtu 11 November lalu, berbagai unjuk rasa damai berlangsung di seluruh Inggris dalam menentang agresi Israel ke Gaza. Menurut Euro News, Braverman menyebut para pengunjuk rasa menginginkan kehancuran Israel dan menyebut unjuk rasa itu sebagai “pawai kebencian.” Kendati unjuk rasa itu berlangsung tertib dan damai, Braverman menyebut para pengunjuk rasa sebagai “para preman.”

Menurut Financial Times, Sunak memecat Braverman lantaran ia mengkritik cara perlakuan Polisi Inggris terhadap para pengunjuk rasa pro-Palestina. Kritikan Braverman ini memicu amarah publik di negara monarki tersebut.

Media-media Barat melaporkan, Braverman kerap kali mengkritik para penentang agresi Israel ke Gaza. Dia mengkritik Polisi Inggris karena “memperlakukan baik-baik para pengunjuk rasa pendukung Palestina.”

Braverman dipecat tepat 13 bulan setelah ia terpaksa mengundurkan diri dari jabatan Mendagri saat Liz Truss menjabat sebagai PM Inggris. Dia dinyatakan melanggar protokol keamanan setelah menggunakan email pribadi untuk mengirim informasi terkait perdagangan Pemerintah.