Orang-orang Zionis Hinakan Ritual Keagamaan Kristen, Aktivis AS Desak Pemutusan Hubungan dengan Israel

Share

POROS PERLAWANAN – Sejumlah aktivis AS menuntut agar gereja-gereja negara tersebut memutus hubungan dengan Rezim Zionis, menyusul penghinaan yang dilakukan orang-orang Zionis kepada ritual keagamaan Kristen.

“Video yang menunjukkan sebagian Yahudi ekstremis meludah ke arah turis Kristen yang sedang melaksanakan ritual, sudah cukup (menjadi alasan) untuk semua gereja AS agar memutus hubungan mereka dengan Rezim Rasis,” demikian dinyatakan dalam statemen para aktivis AS tersebut, al-Alam memberitakan.

Para aktivis ini menyatakan, ”Ini bukan kali pertama kita menyaksikan tindakan rasis dan ekstrem semacam ini dari para pemukim di Yerusalem (Quds). Para turis Kristen yang mengunjungi kota tersebut selalu menjadi sasaran serangan.”

Menurut mereka, serangan para penjajah menghalangi para turis Kristen melaksanakan ritual-ritual keagamaan, terutama pada hari-hari libur Kristen. Hingga kini, sudah ada beberapa video yang menunjukkan serangan berulang para pemukim Zionis terhadap warga dan turis Kristen.

Pada Selasa 3 Oktober lalu, sejumlah media memberitakan bahwa para pemukim Zionis meludah ke arah orang-orang Kristen yang tengah melaksanakan ritual keagamaan di Quds. Tindakan ini memicu reaksi Vatikan dan sejumlah negara dunia.

Menurut laporan al-Jazeera, Otoritas Gereka di Quds dan Haifa menuntut jaminan keamanan bagi kaum Kristen. Namun beberapa petinggi radikal Zionis justru menjustifikasi aksi peludahan itu dengan menyebutnya sebagai “tradisi kuno dan terpuji Yahudi”.

Menteri Keamanan Domestik Israel, Itamar Ben-Gvir secara terbuka menyatakan dirinya tidak meyakini bahwa melakukan “tradisi Yahudi” ini di saat berlangsungnya ritual Kristen sebagai tindak kriminal dan pelanggaran.

Kemenlu PNA dan Hamas dalam statemen terpisah mengecam keras tindakan menjijikkan para pemukim Zionis tersebut.

Koordinator Asosiasi Gereja Palestina, Wadi’ Abu Nashar menyatakan bahwa fenomena penghinaan ini terus bertambah. Ia mengatakan bahwa tindakan ini tidak hanya dilakukan mereka yang masih muda saja, bahkan sejumlah rabbi di Tanah Pendudukan juga mengimbau orang-orang Zionis untuk melakukan hal serupa.

Abu Nashar mengingatkan bahwa tindakan semacam ini bisa memicu perkelahian dan berujung pada pembunuhan.