Para Mahasiswa Columbia Diskors Imbas Tolak Akhiri Aksi Pro-Gaza

Share

POROS PERLAWANAN– Dikutip Mehr dari kantor berita Reuters, para petinggi Universitas Columbia mulai menjatuhkan skors atas para mahasiswa pro-Palestina, menyusul penolakan mereka untuk membongkar kemah-kemah yang didirikan di pelataran Universitas.

Langkah ini diambil Universitas Columbia di saat Organisasi Mahasiswa Ivy League (8 universitas swasta ternama AS) dalam statemennya menyatakan, perundingan untuk mengakhiri aksi pro-Gaza menemui jalan buntu.

Rektor Universitas Columbia Minouche Shafik mengumumkan, setelah perundingan beberapa hari antara koordinator aksi mahasiswa dan petinggi Universitas, pihak manajemen Universitas Columbia gagal membujuk para mahasiswa untuk membongkar kemah-kemah mereka.

Sejak beberapa waktu terakhir, para mahasiswa Universitas Columbia berdiam di pelataran almameter mereka, sebagai bentuk protes terhadap agresi Rezim Zionis ke Gaza.

Menurut laporan Reuters, Universitas Columbia telah mengirim surat peringatan kepada para mahasiswa pengunjuk rasa dan menentukan tenggat waktu untuk membongkar kemah-kemah. Para mahasiswa juga diharuskan menandatangani sebuah formulir yang menetapkan bahwa partisipasi mereka dalam aksi protes akan membuat mereka diskors dan pada akhirnya, mereka tidak bisa melanjutkan studi semester.

Jubir Universitas Columbia mengumumkan, sebagai bagian dari fase upaya untuk “memastikan keamanan pelataran kampus,” sejumlah mahasiswa telah dijatuhi skors.

Meski mendapat ancaman ini, para mahasiswa pemrotes bersikeras menolak untuk membongkar kemah-kemah mereka, kecuali jika 3 tuntutan mereka dipenuhi: memboikot dan tidak menanam investasi di lembaga-lembaga Zionis, transparansi dalam urusan finansial kampus, serta mempertahankan dan membersihkan nama para dosen serta mahasiswa yang dikeluarkan karena ikut dalam aksi protes.

Sejak beberapa hari terakhir, ratusan mahasiswa di berbagai universitas AS melakukan aksi protes terhadap kejahatan Israel di Gaza. Bahkan aksi serupa juga menjalar ke sejumlah universitas di Eropa, seperti Universitas Sorbonne dan Institut Ilmu Politik Paris.