Peringatkan Musuh-musuh Iran, IRGC: Kalau Pintar, Jangan Ulangi Ratusan Kali Kesalahan Kalian

Share

POROS PERLAWANAN – Saat mewawancarai Wakil Panglima IRGC, Ali Fadavi, stasiun televisi al-Alam mengungkit peran negara-negara asing dalam kerusuhan di Iran, terutama peran jahat Saudi. Setelah meredanya kerusuhan ini, al-Alam bertanya bagaimana Iran akan menyikapi negara-negara tersebut.

Fadavi mengatakan, ”Jika mereka punya kecerdasan seujung jarum saja, semestinya mereka paham bahwa selama 44 tahun, Setan Besar (AS) telah melakukan segala tindakan yang bisa dilakukannya untuk menundukkan Republik Islam. Namun ia tidak bisa meraih satu pun kemenangan karena memang tidak punya kemampuan untuk itu. Jika AS, yang mengaku sebagai negara adidaya di dunia, tidak bisa mendapatkan kesuksesan saat menghadapi Iran, wajar jika yang lain juga akan sama-sama gagal.”

“Dalam perang 8 tahun (Perang Teluk I), kita bukan hanya diperangi oleh Rezim Baath Irak saja, tapi juga 87 negara. AS, Soviet, dan semua negara Eropa serta negara-negara selatan Teluk Persia ikut memerangi kita. Hanya satu negara yang tidak menyertai Saddam, yaitu Suriah. Padahal di masa itu, yang berkuasa di Suriah adalah Partai Baath. (Orang-orang yang mengenal keluarga Assad mengatakan bahwa ibu Hafez Assad adalah seorang wanita beriman. Mereka mengaitkan ibu Hafez dengan dukungan Suriah untuk Iran).”

“Adapun negara-negara lain bersekutu dengan front kebatilan itu, yang dipimpin oleh AS. Perang berlangsung selama 8 tahun, namun mereka gagal.”

“Namun kita justru mendapatkan banyak kemampuan berkat perang. Sudah 30 tahun lebih berlalu sejak masa itu dan proses peningkatan kemampuan kita tidak berhenti walau hanya 24 jam. Karena (peningkatan kemampuan) ini adalah sebuah kewajiban seperti salat. Melakukan tugas tidak pernah berhenti. Peningkatan kemampuan juga tidak berhenti dan terus berjalan.”

“Ketika proses ini masih berjalan, apakah orang-orang jahat itu masih ingin mengulangi ratusan kali kesalahan mereka? Apakah hanya karena dunia maya dan media ada di tangan mereka, mereka bisa melakukan segalanya dan memutarbalikkan fakta? Tentu saja mereka tidak bisa,” tandas Fadavi.