Perlawanan Palestina: Balasan untuk Gangguan ke Aqsa adalah Ledakan di Kedalaman Israel

Share

POROS PERLAWANAN – Melalui statemen yang dirilis Selasa 6 Desember kemarin, faksi-faksi Perlawanan Palestina menegaskan bahwa dua operasi di Quds adalah jawaban nyata terhadap agresi Rezim Israel dan para pemukim Zionis ke Masjid Aqsa.

Dikutip al-Alam dari al-Masirah, mereka menyatakan bahwa agresi apa pun ke Masjid Aqsa akan dibalas dengan ledakan di kedalaman Israel.

“Kota Quds dan Masjid Aqsa adalah garis merah. Kami tidak akan membiarkan Rezim Zionis merusaknya, meyahudikannya, atau membagi-bagi keduanya dari sisi waktu dan tempat,” tegas faksi-faksi Perlawanan.

Kubu Perlawanan meminta dari rakyat Palestina untuk menjadikan tiap jengkal tanah negeri ini sebagai “neraka” bagi orang-orang Zionis.

Beberapa waktu lalu, terjadi 2 ledakan yang nyaris bersamaan di Quds. Ledakan pertama terjadi di sebuah halte bis, sedangkan yang kedua di distrik Zionis “Ramot”. Dua ledakan ini menewaskan 2 orang Zionis dan melukai 47 orang lainnya.

Banyak pengamat yang menilai, terjadinya 2 ledakan ini menandakan bahwa Intifada III praktis telah dimulai. Mereka menyatakan bahwa apa pun yang dilakukan Otoritas Israel untuk memadamkan nyala Intifada ini, mereka akan menemui jalan buntu.

Sebelum ini, harian Yedioth Ahronoth mengakui bahwa Rezim Zionis sudah kewalahan menghadapi gelombang baru perlawanan rakyat Palestina, yang dibuktikan dengan pemanggilan puluhan batalion cadangan untuk membendung fenomena ini.

Harian Ibrani ini melaporkan bahwa Tentara Israel telah mengajukan permohonan penugasan pasukan cadangan kepada Knessett, menyusul ketidakmampuan unit-unit Tentara Israel di Tepi Barat dalam menghentikan gelombang kebangkitan rakyat di wilayah tersebut.

Yedioth Ahronoth menulis bahwa berdasarkan permohonan ini, diperkirakan 66 batalion cadangan akan ditugaskan berbarengan dengan dimulainya tahun baru atau sekitar 3 pekan ke depan.

Harian ini mengakui bahwa sebelum munculnya gelombang baru prelawanan di Tepi Barat, sudah ada 13 batalion cadangan yang ditugaskan di kawasan tersebut. Saat ini, sudah ada 25 batalion yang difokuskan untuk melakukan operasi terhadap orang-orang Palestina. Jumlah pasukan cadangan ini akan ditambah menjadi 91 pada awal tahun 2023 nanti.