Radikal Sayap Kanan AS Susupi Unjuk Rasa, Kesankan Pendemo sebagai Perusuh

Share

POROS PERLAWANAN – Dilansir Fars, Otoritas Yuridis Negara Bagian Nevada mengumumkan, tiga orang anggota kelompok radikal sayap kanan telah ditangkap dalam unjuk rasa damai antirasisme. Mereka bertiga disinyalir berupaya untuk menyeret unjuk rasa kepada aksi kerusuhan.

Menurut laporan Times of Israel, Jaksa Federal Nevada, Nicholas Trutanich, mengabarkan bahwa tiga orang itu adalah anggota kelompok radikal Boogaloo. Tujuan kelompok ini adalah menyulut perang saudara dan memorak-porandakan masyarakat AS.

“Para provokator kekerasan memanfaatkan aksi protes dan unjuk rasa damai, seperti kumpulan massa di Nevada, demi kepentingan kelompok mereka. Mereka menyalahgunakan protes legal masyarakat atas tewasnya George Floyd demi tujuan-tujuan radikal,” papar Trutanich.

Menurutnya, tiga anggota radikal sayap kanan itu ditangkap oleh Unit Antiteror Biro Investigasi Federal (FBI). Saat ditangkap, mereka membawa bom molotov di tangan. Ada kemungkinan orang-orang tersebut dijatuhi hukuman penjara selama 30 tahun atas tuduhan aksi terorisme.

Gelombang unjuk rasa yang memprotes pembunuhan Floyd di tangan polisi kulit putih yang awalnya bermula di Minneapolis, Ibu Kota Negara Bagian Minnesota, telah menjalar ke berbagai negara bagian lain di AS. Sejumlah negara Eropa pun menjadi ajang unjuk rasa serupa.

Sejak dimulainya unjuk rasa, Donald Trump melancarkan perang verbal terhadap media dan pengunjuk rasa. Dia bahkan mengancam akan mengerahkan Garda Nasional untuk meredam unjuk rasa.

Dikritik Mattis, Trump Balas dengan Beri Julukan Merendahkan

James Mattis, mantan Menhan AS yang dipecat beberapa waktu lalu oleh Trump, akhirnya buka suara soal ketidakbecusan Presiden AS menangani unjuk rasa.

Mattis menyebut Trump sebagai ancaman atas UUD AS. Dalam kolom yang ditulisnya, ia menyatakan, ”Trump adalah presiden pertama yang tidak berusaha menyatukan penduduk AS, bahkan ia pun tidak berpura-pura melakukannya. Sebaliknya, dia justru menebar perpecahan di tengah kita.”

“Kita tengah menyaksikan dampak dari tiadanya seorang pemimpin dewasa dalam tiga tahun terakhir. Kita bisa bersatu tanpa Trump dengan mengandalkan kekuatan terpendam masyarakat kita,” lanjutnya.

“Kita mesti menyingkirkan orang yang telah mengolok-olok UUD AS dan menuntut pertanggung jawaban darinya,” tandas Mattis.

Trump menanggapi kritik Mattis ini secara emosional. Melalui akun Twitter-nya, dia mencuit,”Satu-satunya titik persamaan saya dengan Barack Obama adalah kebanggaan karena telah memecat Mattis, yang dianggap dunia sebagai jenderal besar.”

“Saya memintanya untuk mengundurkan diri, dan saya senang melakukannya. Saya tak suka julukan ‘Pemberontak’ yang disematkan kepada Mattis. Saya mengubahnya menjadi ‘Anjing Gila.’ Kemahirannya bukan di bidang militer, tapi di bidang humas personal,”lanjut Trump.

Trump mengklaim, dirinya telah memberi hidup baru kepada Mattis, juga sejumlah misi untuk dimenangkan. Tapi Mattis jarang memenangkannya. Sebab itu, Trump mengaku gembira telah memecatnya.