Rakyat Yaman Terancam Bencana Kemanusiaan Akibat Langkah Saudi Bajak Tanker BBM di Pelabuhan

Share

POROS PERLAWANAN – Perusahaan Minyak Yaman dalam statemennya mengumumkan, cadangan BBM-nya di pelabuhan al-Hudaydah telah habis seluruhnya.

“Kami menganggap tentara agresor dan PBB, yang memberi sokongan penuh untuk mereka, sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas dampak dari ditahannya kapal-kapal pemuat BBM. Kapal-kapal ini tidak diizinkan membuang sauh di pelabuhan al-Hudaydah, meski memiliki surat izin internasional,” demikian dinyatakan Perusahaan Minyak Yaman, seperti dikutip Fars dari al-Masirah.

“Negara-negara agresor dan pemblokade Yaman masih menahan 21 tanker. 17 tanker membawa 429.041 ton bensin dan solar. Denda lantaran menahan kapal-kapal telah mencapai angka sekitar 44 juta dolar.”

“Kami meminta rakyat Yaman, di mana pun mereka berada, untuk memperluas aktivitas mereka dalam menyatakan solidaritas dan menentang penahanan kapal-kapal pembawa BBM,” tandas Perusahaan Minyak Yaman.

Menurut Perusahaan Minyak Yaman, Koalisi Saudi membajak tanker-tanker Yaman, meski tanker-tanker ini memiliki izin internasional. Penahanan tanker-tanker ini melanggar Konvensi Internasional HAM, ketentuan internasional kemanusiaan, dan semua hukum.

Tindakan ini juga melanggar Perjanjian Swedia, yang menegaskan bahwa semua bantuan kemanusiaan harus disalurkan melalui pelabuhan al-Hudaydah demi memenuhi kebutuhan rakyat Yaman.

Kementerian Kesehatan Yaman dalam beberapa hari terakhir juga telah melayangkan peringatan berkali-kali. Kementerian ini menegaskan, jika Koalisi Saudi masih tetap menahan tanker-tanker tersebut, Yaman akan mengalami bencana kemanusiaan dalam waktu dekat. Apalagi dalam bulan-bulan terakhir, tiga pabrik produsen oksigen di Sanaa telah ditutup lantaran ketiadaan BBM. Rumah sakit, bandara, dan tempat-tempat vital lain pun dihadapkan pada masalah kelangkaan BBM.