Rayakan 42 Tahun Kemenangan Revolusi Islam, Militer Iran Pasok 340 Kapal Tempur ke IRGC

Share

POROS PERLAWANAN – Dilansir Press TV, militer Iran memasok 340 kapal cepat tempur kepada Angkatan Laut Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) dalam rangka peringatan 42 tahun Revolusi Islam.

Kapal cepat tersebut bergabung dengan armada Angkatan Laut IRGC di kota pelabuhan Bandar Abbas selama upacara pada Senin yang dihadiri oleh Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Mohammad Hossein Baqeri, Komandan IRGC Hossein Salami dan Komandan Angkatan Laut IRGC, Alireza Tangsiri.

Kapal cepat, yang diproduksi bersama oleh Angkatan Laut IRGC dan Kementerian Pertahanan, mampu membawa berbagai jenis roket untuk menyerang target musuh. Kapal-kapal tersebut akan digunakan dalam misi di Teluk Persia dan Laut Oman, serta di Laut Kaspia.

Berbicara pada upacara tersebut, Mayor Jenderal Baqeri memuji Angkatan Laut IRGC, mengatakan bahwa pasukan tersebut telah berhasil melakukan tugas membangun keamanan di Kawasan, terutama di Selat Hormuz, yang menjadi lalu lintas lebih dari dua pertiga bahan bakar fosil dunia.

“Teluk Persia sangat penting, dan upaya luar biasa harus dilakukan untuk keamanannya,” katanya. “Angkatan Laut IRGC telah mampu menjaga keamanan tersebut.”

Dia menjelaskan bahwa kapal cepat adalah kendaraan yang gesit, dapat bermanuver dan dilengkapi dengan teknologi siluman untuk menghindari radar musuh.

Komandan itu menggarisbawahi keberhasilan Iran dalam meningkatkan kekuatan Angkatan Lautnya meskipun ada sanksi yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat.

Mayor Jenderal Salami juga berbicara di acara tersebut. Dia mengatakan bahwa Angkatan Laut IRGC telah meningkatkan kekuatannya dari hari ke hari, untuk dapat melawan ancaman musuh.

Dia menunjuk ke sanksi, mencatat bahwa bangsa Iran tidak akan menukar kemerdekaannya dengan pencabutan sanksi. “Kami telah melewati konsekuensi [sanksi],” tegasnya.

Di bagian lain dalam sambutannya, Salami memperingatkan negara-negara Arab tertentu di Kawasan untuk tidak melakukan hubungan persahabatan dengan Zionis “karena tidak akan ada apa-apa selain api di setiap wilayah yang dimasuki Zionis”.

“Mengaktifkan mereka tidak lain adalah tanda permusuhan terhadap Muslim dan Anda tidak boleh bersikap ekstrem dalam persahabatan Anda dengan Zionis,” katanya.

“Ini adalah pernikahan naas yang akan menempatkan Anda berdua di tepi api. Umat Muslim tidak menerima perilaku seperti itu dari penguasa mereka,” tambah Jenderal tersebut, merujuk pada normalisasi hubungan baru-baru ini antara Israel dan beberapa negara Arab, yaitu Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Maroko, dan Sudan.