Rezim Zionis Penjajah yang Blokade Gaza Belasan Tahun Kini Ganti Larang Warganya Keluar Rumah

Share

POROS PERLAWANAN – Ketua Kantor Politik Hamas, Ismail Haniyeh mengatakan, ”Para penjajah yang berusaha mengubah kondisi Quds dan Masjid Aqsa kini berhadapan dengan bangsa yang tabah di semua titik Palestina.”

“Selama Quds dan Masjid Aqsa belum dibebaskan, pikiran kami tidak bisa tenang. Generasi sekarang bisa melakukan hal ini (pembebasan Quds),” lanjut Haniyeh, sebagaimana dilaporkan Fars.

“Kami sudah peringatkan bahwa Masjid Aqsa adalah garis merah. Kami katakan kepada Netanyahu agar tidak bermain dengan api.”

“Perlawanan adalah opsi strategis kami. Poros Perlawanan di Gaza tidak akan pernah duduk berpangku tangan menyaksikan serangan ke Masjid Aqsa.”

“Poros Perlawanan di Gaza tidak hanya membela Gaza saja. Perlawanan besar dan sengit Gaza adalah sebuah modal strategis bagi Quds dan keseluruhan Palestina,” tandas Haniyeh.

Ia menyatakan, tuntutan-tuntutan Poros Perlawanan tidak hanya berkaitan dengan Gaza saja. Mereka melakukan perlawanan terhadap musuh demi Quds, Masjid Aqsa, Syekh Jarrah, dan hak kepulangan (para pengungsi Palestina).

Haniyeh menambahkan, ”Tentara musuh menyangka bahwa mereka bisa memukul mundur Poros Perlawanan dengan melakukan kejahatan atas warga sipil Gaza. Namun para pejuang Palestina tidak akan pernah mundur. Mereka akan tetap menjadi pedang dan perisai bagi Quds serta Masjid Aqsa.”

“Gaza yang diblokade sejak 15 tahun lalu, saat ini telah membuat kota-kota musuh memberlakukan larangan keluar rumah.”

“Saat ini jarak geografis di dalam Palestina sudah lenyap. Seluruh Palestina kini telah bangkit,” tandasnya.

Menurut Lembaga Perlindungan Sipil di Gaza, jumlah syuhada Palestina di Gaza sejak dimulainya agresi dan serangan udara Israel hingga hari Sabtu 15 Mei kemarin mencapai 140 orang, termasuk 39 anak dan 22 wanita.