Sanaa Peringatkan Koalisi Saudi: Kesepakatan Gencatan Senjata Dihalangi, Berarti Sulut Api Perang lagi

Share

POROS PERLAWANAN – Wamenlu Yaman, Husain al-Azzi pada Senin 16 Mei menegaskan, berdasarkan kesepakatan gencatan senjata yang diumumkan PBB, tiap hari harus ada dua penerbangan yang dilakukan dari bandara internasional Sanaa.

“Kami berharap (Koalisi Saudi) berkomitmen kepada masalah ini. Jangan sampai kami melihat lagi upaya untuk menghalang-halangi. Dengan demikian, kita dengan yakin bisa bergerak menuju perdamaian dan memulai hidup bertetangga secara baik-baik,” kutip al-Bawwabah al-Akhbariyah al-Yamani dari al-Azzi, diberitakan Fars.

Al-Azzi juga melayangkan peringatan kepada Koalisi Saudi-UEA, bahwa merusak gencatan senjata atau menghalang-halangi apa yang sudah disepakati dalam gencatan senjata sama saja dengan menyulut api perang lagi.

“Hal ini jangan sampai terjadi. Tak seorang pun manusia waras yang boleh membiarkan hal ini terjadi,” tegas al-Azzi.

Pada Senin pagi kemarin, media-media Yaman memberitakan masuknya pesawat perdana Yaman untuk pertama kalinya ke bandara Sanaa. Pesawat itu melakukan penerbangan dari Ibu Kota Yaman menuju Ibu Kota Yordania, Amman, sebagai bentuk pelaksanaan salah satu poin gencatan senjata sementara.

Setelah 6 tahun, akhirnya bandara internasional Sanaa mendapatkan izin penerbangan komersial pertamanya sejak dimulainya gencatan senjata kemanusiaan-militer pada April lalu. Pesawat itu tiba di bandara Sanaa untuk melakukan penerbangan komersial pertamanya di saat gencatan senjata ini tinggal berumur 15 hari lagi.

Gencatan senjata 2 bulan yang diawasi PBB telah dimulai sejak 2 April dan berakhir pada 2 Juni mendatang. Berdasarkan gencatan senjata ini, Koalisi Saudi mesti mengizinkan bandara Sanaa membuka sejumlah penerbangan, termasuk untuk membawa para pasien Yaman ke luar negeri, setelah diblokade selama 6 tahun. Namun dengan berbagai dalih, Koalisi Agresor tidak memenuhi janjinya.

Gencatan senjata menjanjikan 2 penerbangan komersial per pekan dari bandara Sanaa ke Yordania dan Mesir selama berlangsungnya gencatan senjata ini. Salah satu dalih yang digunakan Koalisi Saudi untuk melanggar kesepakatan ini adalah persoalan paspor. Para sekutu Saudi sebelum ini tidak menerima paspor yang dikeluarkan Sanaa, hingga akhirnya pekan ini mereka baru bersedia menerimanya.