Sekjen Hizbullah: Israel Ngotot Lanjutkan Perang, Pertanda Mereka Sudah Kehilangan Akal

Share

POROS PERLAWANAN– Dalam pidato peringatan Hari Quds Sedunia pada Jumat 5 April kemarin, Sayyid Hasan Nasrallah menyatakan bahwa dari sisi syariat, tak ada yang bisa mengkritik penamaan hari Jumat terakhir bulan Ramadan sebagai Hari Quds oleh Imam Khomeini.

“Imam Khomeini sebelum kemenangan Revolusi Islam Iran sudah memiliki sikap jelas terkait Rezim Zionis, AS, dan hubungan dengan Rezim itu… Para marji’ juga mengizinkan penggunaan khums untuk membantu Palestina dan Quds. Ini menunjukkan bahwa dukungan bagi Palestina memiliki akar keagamaan,” kata Sayyid Nasrallah, Fars melaporkan.

Sekjen Hizbullah menyanjung sikap Republik Islam Iran terkait Palestina dan Perlawanan. Menurutnya, sikap ini adalah salah satu alasan Iran selalu menjadi target berbagai perang dan serangan.

“Iran telah banyak berkorban dan membayar mahal atas keteguhan di jalan ini. Hingga kini, Iran menolak bertemu dan berunding langsung dengan AS. AS selalu mengaku siap berunding langsung, tapi Iran tidak tertipu.”

“Kadang kita mendengar sebagian orang yang bicara ngawur dan berpendapat, konfrontasi Iran-AS hanya sandiwara dan hanya saling berbagi peran. Orang-orang ini tidak bisa menerima kemenangan-kemenangan Perlawanan di Kawasan. Sebab itu, mereka berhalusinasi, Mundurnya Israel dari selatan Lebanon (tahun 2000) dan Gaza (2005) adalah benar-benar kekalahan Rezim Zionis.”

Seraya menegaskan bahwa seharusnya “kita bangga karena menjalin hubungan dengan Iran,” Sayyid Nasrallah menambahkan, yang semestinya merasa malu adalah mereka yang menjalin hubungan dengan Israel dan membelanya.

Ia menilai Operasi Badai al-Aqsa sebagai peristiwa bersejarah dan menentukan di Kawasan. “Kita mendengar banyak pejabat Israel yang mengakui bahwa sejak 1948 hingga kini, mereka belum pernah melihat kejadian semacam ini. Menurut  mereka, kejadian-kejadian ini membahayakan eksistensi Israel,” kata Sayyid Nasrallah.

“Israel terjun ke perang ini tanpa dasar rasionalitas. Bahwa mereka terus melanjutkan perang adalah tanda Israel sudah kehilangan akalnya.”

Sehubungan dengan serangan Israel ke Konsulat Iran di Damaskus, Sekjen Hizbullah mengatakan,”Iran pasti akan membalas. Israel dalam keadaan takut dan siaga di hadapan balasan Iran. Ini adalah bagian dari perang untuk menggerogoti musuh dari sisi mental dan materi.”

“Salah satu bagian perang adalah musuh ditempatkan dalam keadaan lemah dan terkuras energinya lantaran tidak bisa memastikan waktu, tempat, dan jenis pembalasan. Kebodohan Netanyahu dalam menyerang Konsulat Iran adalah mukadimah untuk menamatkan perang demi keuntungan Poros Perlawanan.”