Senator Republik Ajukan Syarat-syarat Aneh untuk Hambat Biden Kembali ke Kesepakatan Nuklir Iran

Share

POROS PERLAWANAN – Senator dari Partai Republik, James Einhoff menyatakan Kongres AS akan mempersulit kerja Presiden Joe Biden untuk mengembalikan Washington ke kesepakatan nuklir Iran (JCPOA).

Dilansir Fars, Einhoff dalam artikelnya di Foreign Policy menyebut JCPOA sebagai kesepakatan yang memiliki cacat. Ia menulis, ”(Kembali ke JCPOA) adalah sebuah kesalahan mengerikan, sebab AS tidak akan masuk ke perjanjian bercacat tersebut. Sebuah kesepakatan baru, yang telah diperbaiki, harus dirundingkan hingga kita bisa mengkaji dukungan untuk kesepakatan tersebut”.

Sembari mendukung keluarnya Pemerintahan Donald Trump dari JCPOA, Einhoff menulis, ”Tak ada artinya kembali ke perjanjian yang membuat masalah itu. Mencabut sanksi Iran juga sebuah kekeliruan”.

Senator Republik ini lalu mengajukan 4 syarat untuk tiap kesepakatan baru AS dengan Iran:
“Pertama, kesepakatan dengan Teheran harus komprehensif. Kesepakatan ini harus membahas dukungan dana Iran untuk kelompok-kelompok regional, membatasi program rudal balistiknya, dan menutup semua jalur menuju kekuatan persenjataan nuklir.

Kedua, tiap perundingan (dengan Iran) harus memerhatikan kekhawatiran Israel dan sekutu-sekutu Arab kita. Tanda tangan AS mesti harus disetujui oleh mereka. Kesepakatan dengan Iran tak boleh membahayakan mereka.

Ketiga, harus ada solusi permanen. Tidak boleh ada pasal-pasal yang pada akhirnya mengizinkan Iran meraih kemampuan persenjataan nuklir.

Keempat, implementasi tiap kesepakatan harus transparan dan memberi keleluasaan untuk meninjau program nuklir Iran tanpa syarat apa pun, serta memaksa Iran untuk mengungkap semua aktivitas nuklir terdahulunya”.

Sebelum ini, Politico mengutip dari salah satu staf senator AS, bahwa para legislator penentang JCPOA akan menentang upaya Biden untuk mengurangi sanksi-sanksi Iran.

Di lain pihak, Menlu Iran Javad Zarif dalam jumpa pers Jumat lalu menyatakan, ”Harapan-harapan anggota Pemerintah baru AS dan klaim bahwa Iran mesti kembali ke JCPOA, sama sekali tidak logis dan tidak akan pernah diwujudkan.”