Tewasnya 3 Serdadu AS dan Jebakan Netanyahu untuk Biden

Share

POROS PERLAWANAN– Serangan drone ke pangkalan AS di perbatasan Yordania-Suriah baru-baru ini telah menewaskan 3 serdadu AS dan melukai 34 lainnya.

Dilansir al-Alam, seperti biasa Otoritas AS, terutama Presiden Joe Biden dan Menhan Lloyd Austin langsung menuding Iran. Mereka mengatakan bahwa pelaku serangan adalah “kelompok-kelompok proksi Iran di Irak dan Suriah.” Mereka juga mengancam bahwa AS akan membalas serangan itu.

AS selalu melakukan sebuah kekeliruan, yang membuatnya terjebak dalam kebuntuan. Kekeliruan itu adalah AS baru berpaling dari sikapnya ketika menderita kerugian jiwa dan materi serta kredibilitasnya tidak terancam, sama seperti nasib yang dialaminya di Afghanistan.

Kekeliruan besar AS lainnya adalah memandang bangsa-bangsa di Kawasan sebagai “bocah” yang membutuhkan pengasuh. Pengasuh ini yang harus melindungi negara-negara Kawasan dan rakyat mereka, termasuk dalam masalah Palestina.

Sangat memalukan bahwa AS merendahkan bangsa-bangsa Arab dengan cara seperti ini. Ketika faksi-faksi Perlawanan di Palestina, Lebanon, Suriah, Irak, Yaman dan selainnya menyerang pasukan AS, Washington berpura-pura kaget. Padahal AS sendiri datang dari tempat lain sejauh 13 ribu km untuk melindungi Israel, yang menduduki Palestina dan membantai rakyatnya.

Lebih buruk itu adalah AS menganggap para pemuda pejuang ini sebagai boneka Iran. Padahal menurut akal sehat, yang mengherankan adalah bungkamnya ratusan juta orang Arab di hadapan kejahatan Israel yang didukung AS atas saudara-saudara mereka di Gaza.

Biden dan Austin ingin agar bangsa-bangsa Arab tidak marah atas keberadaan pangkalan-pangkalan AS di Kawasan. Padahal andai bukan karena pangkalan-pangkalan ini, Israel tidak akan bisa melanjutkan kejahatannya di Gaza serta memicu berbagai krisis di Kawasan.

“Orang-orang logis” di Pemerintahan AS, andai kata ada, seharusnya tidak boleh mengulang tudingan usang ini terhadap Iran. Sumber tudingan ini adalah pihak-pihak yang mengutamakan kepentingan Israel daripada kepentingan AS. Pada hakikatnya, tujuan dari pengulangan tudingan ini adalah melibatkan AS dalam perang baru di Kawasan demi menyelamatkan Netanyahu serta Pemerintahannya dari rawa-rawa Gaza.

“Orang-orang logis” di Washington semestinya menganggap serius peringatan Iran soal bahaya meluasnya konflik di Kawasan akibat agresi berkelanjutan Israel di Gaza, juga agresi AS ke Irak, Suriah, dan Yaman.

Kebijakan provokatif semacam ini tidak mampu melemahkan tekad bangsa-bangsa Arab untuk membela Palestina dan Gaza. Bahkan sebaliknya, justru menguatkan tekad mereka. Iran selalu menekankan pentingnya menjaga perdamaian, keamanan, dan stabilitas Kawasan. Teheran juga mengingatkan bahwa solusi final bukan agresi ke Gaza, tapi gencatan senjata.

Masyarakat dunia, termasuk AS, tahu bahwa faksi-faksi Perlawanan di Kawasan tidak didikte oleh Iran. Teheran tidak terlibat dalam keputusan mereka terkait cara membela bangsa Palestina atau melindungi rakyat mereka di hadapan agresi serta pendudukan.